Selanjutnya Ritzer (1981) mendefinisikan paradigma adalah pandangan yang mendasar dari para ilmuwan atau peneliti mengenai apa yang seharusnya menjadi kajian dalam ilmu, apa yang menjadi pertanyaan dan bagaimana cara menjawabnya.
Paradigma dikatakan sebagai konsensus dari para ilmuwan yang dapat melahirkan suatu komunitas atau subkomunitas yang berbeda dengan yang lain. Paradigma yang berbeda tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam teori yang digunakan, metode dan instrument untuk mencapai suatu kebenaran.
Dari penjelasan di atas bahwa paradigma identik dengan pandangan seseorang atau cara pandang, sebagaimana yang pernah ditulis oleh Nurkhalis dalam jurnal Islam Futura bahwa paradigma saintifik identik sebagai worldview.
Paradigma adalah suatu pendekatan investigasi suatu objek atau titik awal mengungkapkan point of view, formulasi suatu teori, mendesign pertanyaan atau. Paradigma dapat diformulasikan sebagai keseluruhan sistem kepercayaan, nilai dan teknik yang digunakan bersama oleh kelompok komunitas ilmiah.
Paradigma dipahami sama dengan world view, cara pandang umum atau cara untuk menguraikan kompleksitas). Makna worldview sebagai kepercayaan, perasaan dan apa-apa yang terdapat dalam pikiran orang yang berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan dan perubahan sosial dan moral.
Perspective sama dengan world view diartikan sebagai pandangan manusia terhadap dunia realitas. Penekanannya pada fungsi worldview sebagai perubahan sosial dan moral. Sehingga worldview diartikan sebagai sistem kepercayaan yang integral tentang hakikat diri manusia, realitas, dan makna eksistensial.
Dalam kaitannya dengan aktivitas ilmiah Alparslan Acikgence memaknai worldview sebagai asas bagi setiap perilaku manusia, termasuk aktivitas-aktivitas ilmiah sains.
Setiap aktivitas manusia akan mencari dan menguraikan ke dalam worldview. Suatu worldview umumnya memiliki lima struktur konsep atau pandangan yang terdiri dari: struktur konsep tentang ilmu, tentang alam semesta, tentang manusia, tentang kehidupan, dan tentang nilai moralitas.
Khun, merupakan bapak paradigma, ia berargumen bahwa suatu paradigma yang dicetuskan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya dan paradigma tersebut tidak mampu menjawab problem baru yang mucul, maka lahir revolusi dengan paradigma baru dan menendang paradigma lama.
Revolusi sains mengalami paradigma shifts (pergeseran paradigma) karena adanya winnowing (unggul) baru dari sebuah discovery, supertitian atau novelty.
Dengan demikian, tidak ada paradigma yang sempurna dan terbebas dari kelainan-kelainan (anomaly), bahwa konsekwensinya ilmu harus mengandung suatu cara untuk mendobrak keluar dari satu paradigma ke paradigma lain yang lebih baik, inilah fungsi dari revolusi.
Dalam ilmu pengetahuan dan perkembangannya terus mengalami perubahan dari masa ke masa, sebagaimana revolusi sains bapak paradigma ini berangkat dari pandangan Karl Popper dan menurut Imre Lakatos, teori Khun memang menakjubkan tetapi menurut Lakatos, Khun miskin metodologi normatif.