Mohon tunggu...
Husaini Algayoni
Husaini Algayoni Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kolumnis

Dalam seruputan secangkir kopi ada imajinasi. Hobi membaca, menulis, travelling, menonton, mendengar musik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

(Kuliah Filsafat Ilmu) Mengenal Paradigma Thomas Khun

18 Maret 2020   20:08 Diperbarui: 18 Maret 2020   20:17 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 1962, Thomas Khun, menerbitkan karya tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan (sains) The Structure of Scientific Revolution. Tujuan Khun untuk menentang anggapan umum yang berlaku mengenai cara terjadinya perubahan ilmu.

Menurut pandangan orang awam dan kebanyakan ilmuwan, kemajuan ilmu terjadi secara kumulatif, setiap tahap kemajuan yang telah tercapai sebelumnya. Ilmu mencapai tingkat kemajuan yang sekarang melalui kenaikan atau tambahan pengetahuan yang secara terus-menerus dan lambat.

Demikian ilmu pengetahuan mengalami kemajuan bahkan ke tingkat yang semakin tinggi di masa depan. Secara historis-sosiologis, pandangan Khun tentang ilmu dan perkembangannya pada dasarnya merupakan respons terhadap pandangan neo-positivisme generasi terakhir Karl Popper.

Melalui The Structure of Scientific Revolution, Khun dikenal sebagai bapak paradigma. Nah, Siapa Khun?

Thomas Samuel Khun lahir di Cincinnati, Ohio Amerika Serikat, pada 18 Juli 1922. Kuhn mendapat gelar B.S di dalam ilmu fisika dari Harvard University pada tahun 1943 dan M.S pada tahun 1946. Pada tahun 1949 mendapat gelar Ph.D di tempat yang sama dalam bidang ilmu fisika.
Dari Harvard, Kuhn belajar di Universitas Berkeley, California dan kemudian menjadi pengajar di departemen filsafat dan sains. Kuhn menjadi profesor sejarah ilmu pada 1961. Selain itu, Kuhn mendapat gelar guru besar dari Princeton University dalam bidang filsafat dan sejarah sains pada 1964.

Pencetus teori scientific revolution ini meninggal 17 Juni 1996 pada usia 73 tahun di Cambridge, Amerika Serikat.

Dalam karyanya tersebut, Kuhn menggunakan istilah paradigma untuk banyak arti, seperti matriks disipliner, model atau pola berpikir, dan pandangan dunia kaum ilmuwan.

Khun menulis "Perubahan paradigma menyebabkan para ilmuwan berbeda memandang dunia kegiatan risetnya. Namun, pengertian umum yang lebih banyak dipakai adalah mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat asumsi-asumsi teoritis umum dan hukum-hukum serta teknik-teknik yang dianut secara bersama oleh para anggota suatu komunitas ilmiah.

Mengutip tulisan Afiq Fikri Almas dalam jurnal at-Tarbawi bahwa Kuhn mengemukakan konsep paradigma (Lubis, 2014:165) sebagai berikut:
Paradigma adalah pandangan dasar tentang pokok bahasan ilmu. Mendefinisikan apa yang harus diteliti dan dibahas, pertanyaan apa yang harus dimunculkan, bagaimana merumuskan pertanyaan, dan aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam mengintepretasikan jawaban.
Paradigma adalah konsensus terluas dalam dunia ilmiah yang berfungsi membedakan satu komunitas ilmiah dengan komunitas lainnya. Paradigma berkaitan dengan pendefinisian, teori, metode, serta instrumen yang tercakup di dalamnya.

Erlina Diamastuti menulis pengertian paradigma dari Bhaskar (1989) diartikan sebagai seperangkat asumsi yang dianggap benar apabila melakukan suatu pengamatan supaya dapat dipahami dan dipercaya dan asumsi tersebut dapat diterima.

Dengan kata lain, paradigma adalah sebuah bingkai yang hanya perlu diamati tanpa dibuktikan karena masyarakat para pendukungnya telah mempercayainya. Hanya perlu dicermati dari berbagai macam paradigma yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun