Dalam percakapan ini menunjukkan betapa cerdas dan piawainya sosok Abu Hanifah membungkam kesombongan kaum Khawarij. Orang dungu yang fanatik dan berlebih-lebihan kepada satu pendapat dan mudah menyalahkan pendapat lain dengan kata kafir, sesat, dan bid'ah.
Lihat saja sejarah kehidupan para imam-imam mazhab yang tidak pernah bertengkar walaupun di antara mereka ada yang berbeda pendapat bahkan terharunya lagi mereka saling menghormati karena kedalaman ilmu masing-masing. Bukankah para pengikutnya yang fanatik kepada satu mazhab dan suka menyalahkan mazhab lain, dengan kefanatikan dan kejumudan dengan sendirinya telah mencemari nama baik para imam fikih.
Orang dungu di media sosial menganggap dirinya pakar dan ahli semua ilmu. Ada isu hutan, tiba-tiba ahli hutan yang membuat orang hutan tertawa melihatnya. Ada isu agama, tiba-tiba ahli agama mengalahkan para mufassir, muhaditsin, mutakalimin, fuqaha, sufi, filosof, dan lain-lain, padahal hanya mengetahui satu matan hadis tanpa mengetahui sanad. Ada isu hukum, tiba-tiba ahli hukum mengalahkan Hotman Paris. Ada isu politik, tiba-tiba ahli politik sehingga mudah termakan berita-berita hoaks. Waduuuh!!!
Nah, demikian tulisan singkat ini membahas tentang orang-orang dungu yang katanya ahli ilmu segala ilmu tetapi dengan mudahnya menyalahkan dan mengkafirkan orang lain yang tidak sependapat dengan kelompoknya.
Sekelas Abu Hanifah saja mengatakan tidak berhak seseorang untuk mengkafirkan orang lain, sebagai manusia biasa sudah seharusnya merenungkan perkataan Abu Hanifah tersebut atau memperdalami ilmu-ilmu agama secara menyeluruh dan mendalam agar tidak mudah menyalahkan dan mengkafirkan orang lain.
Info Buku :
Judul: Riwayat Sembilan Imam Fiqih
Karya: Abdurrahman al-Syarqawi
Penerjemah: al-Hamid al-Husaini
Penerbit: Pustaka Hidayah
Tempat Terbit: Bandung
Tahun Terbit: 2000
Jumlah Hlm: 784
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H