Assessment dalam Pembalajaran
Assessment merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran, asesmen digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ketercapaian dari tujuan pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh guru. Asesmen bertujuan untuk memberi informasi yang holistik/menyeluruh, sebagai umpan balik untuk peserta didik dan pendidik terhadap proses pembelajaran yang sudah diterapkan, sehingga hasil assessment tersebut bisa dijadikan bahan refleksi bagi pendidik untuk menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Dalam kegiatan pembelajaran assessment ada tiga yaitu assessment awal/diagnostik, assessment ini dilaksanakan sebelum pendidik merancang proses pembelajaran untuk peserta didik. dengan melakukan assessment ini pendidik akan mengukur kompetensi, kekuatan, dan kelamahan dari peserta didik, sehingga berdasarkan hasil assessment tersebut pendidik dapat merancang proses pembelajaran dan assessment. Assessment awal/diagnostik ini meliputi dua hal yaitu assessment aspek kognitif (mengetauhi kemampuan awal peserta didik dalam materi pembelajaran) dan assessment aspek non-kognitif (dukungan dari orang tua, motivasi diri, gaya belajar dan kemampuan sosial emosional peserta didik). Fokus pembahasan saya pada tulisan ini adalah assessment formatif.
Assessment formatif merupakan assessment yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi peserta didik dan pendidik untuk memperbaiki proses pembelajaran yang sudah diterapkan. Penerapan assessment formatif ini bertujuan untuk mengetauhi tahapan perkembangan peserta didik, karakteristik lingkungan dan kemampuan peserta didik. berikut ini saya sajikan penjelasannya:
Assessment formatif
Kesesuaian dengan tahapan perkembangan peserta didik
Karakteristik lingkungan
Kemampuan peserta didik
Adapun tahapan perkembangan peserta didik yaitu sebagai berikut:
- Perkembangan fisik.
- Masa Bayi, Kanak-kanak, Remaja, dan Dewasa.
- Perkembangan kognitif.
- Sensori motorik, tahap pra-operasional, operasional konkret, operasional formal.
- Perkembangan sosial emosional.
- Teori Bronfenbrenner konteks lingkungan dan teori Erikson rentang hidup.
- Perkembangan moral.
- Â Kognitif, perilaku dan emosional.
Artinya dalam merumuskan assessment guru harus berpedoman/menyesuaikan dengan empat (4) aspek perkembangan dalam diri peserta didik.
Guru dalam merumuskan rancangan pembelajaran perlu memahami karakteristik lingkungan. Untuk bisa mengetahui karakteristik lingkungan ini guru harus melakukan assessment awal tentang assessment aspek non-kognitif, sehinngga dengan menerapkan assessment ini guru dapat mengetahui dukungan dari keluarga, motivasi diri, gaya belajar dan perkembangan sosial peserta didik. setelah mengetahui karakteristik lingkungan, langkah selanjutnya yaitu pendidik merancang pembelajaran berdasarkan hasil assessment non-kognitif ini.
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus bisa mengetahui kemampuan peserta didik, untuk bisa mengetahui kemampuan peserta didik ini guru harus melakukan assessment aspek kognitif, tuujuannya agar guru bisa mengetahui kesiapan belajar peserta didik, umumnya kesiapan belajar peserta didik ini terbagi dalam tiga kemampuan, yaitu kemampuan rendah, kemampuan sedang dan kemampuan tinggi. Dengan mengetahui kemampuan dari setiap peserta didik, langkah selanjutnya yaitu pendidik harus merancang pembelajaran yang bisa memfasilitasi kesiapan belajar dari peserta didik.