Mohon tunggu...
Peserta PPG 20037
Peserta PPG 20037 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

berkesenian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diklat Wawasan Kebhinekaan Global PPG Prajabatan 2024/2025 Gelombang 2 Seni Budaya 001

1 Januari 2025   21:18 Diperbarui: 2 Januari 2025   07:34 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Kesepakatan dan Saksi (sumber : Dokumentasi Penulis)

Diklat Wawasan Kebhinekaan Global yang kami ikuti menjadi pengalaman berharga dan penuh warna dalam memperluas pandangan kami tentang keberagaman dan harmoni. Diklat ini dilaksanakan di gedung A21 Universitas Negeri Malang pada tanggal 30 Desember 2024 dan dibina oleh Bapak Ibu Dosen Dr. Iriaji, M.Pd. dan Dra. E.W. Suprihatin Dyah Pratamawati, M.Pd., yang kami panggil dengan sebutan "Kakak" selama kegiatan berlangsung. Kesepakatan ini, yang ditentukan di awal diklat, menciptakan suasana santai dan menyenangkan. Namun, ada konsekuensi unik bagi kami yang lupa memanggil mereka "Kakak". Jika terjadi, sanksinya adalah bernyanyi dan berjoget di depan teman-teman. Sanksi ini bukan hanya untuk menghukum, tetapi juga menciptakan tawa dan keakraban di antara kami.

Pre-Test

Kegiatan dimulai dengan pre-test untuk mengukur pemahaman awal kami tentang wawasan kebhinekaan global. Suasana sedikit tegang, tetapi antusiasme kami tetap tinggi. Bapak Ibu dosen menjelaskan tujuan dari diklat ini dengan penuh semangat, memotivasi kami untuk terbuka terhadap pengalaman baru.

Gambar 2. Pelaksanaan pre test (Sumber : Dokumentasi Penulis)
Gambar 2. Pelaksanaan pre test (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Materi 1: Dunia yang Berwarna

Materi pertama membawa kami pada sebuah perjalanan visual yang memukau. Kami menyaksikan video "Wonderland Indonesia" karya Alffy Rev. Video ini memperlihatkan keindahan dan keberagaman Indonesia melalui musik dan visual yang memukau. Kami diajak merenungkan betapa kayanya budaya dan alam Indonesia, sekaligus menyadari bahwa keberagaman ini adalah kekuatan yang harus dijaga.

Gambar 3. Melihat tayangan video (Sumber : Dokumentasi Penulis)
Gambar 3. Melihat tayangan video (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Materi 2: Indonesia yang Harmoni

Pada sesi ini, kami melakukan aktivitas interaktif yang menyenangkan. Setiap mahasiswa diberi sticky note berwarna yang harus ditempel sesuai ciri fisik masing-masing, seperti warna kulit, jenis rambut, atau bentuk hidung. Aktivitas ini mengajarkan kami untuk menghargai perbedaan yang ada di antara kita dan melihat keberagaman sebagai sesuatu yang indah.

Gambar 4. Pengelompokkan mahasiswa dengan sticky note yang sama (Sumber : Dokumentasi Penulis)
Gambar 4. Pengelompokkan mahasiswa dengan sticky note yang sama (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Materi 3: Damai Dimulai dari Diri

Dalam sesi ini, kami diajak merefleksikan diri. Kami diminta untuk menerima kekurangan yang ada dalam diri kami dan belajar bersyukur atas kelebihan yang dimiliki. Ibu dosen dengan lembut memandu kami melalui proses ini, mengingatkan bahwa perdamaian dunia dimulai dari individu yang damai dengan dirinya sendiri.

Gambar 5. Merefleksikan Diri (Sumber : Dokumentasi Penulis)
Gambar 5. Merefleksikan Diri (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Materi 4: Sekolahku Bhineka

Sesi ini adalah salah satu yang paling seru. Kami dibagi menjadi tiga kelompok dan diminta untuk memerankan drama tentang perbedaan dan toleransi. Setiap kelompok dengan kreatif memvisualisasikan cerita tentang pentingnya menghormati perbedaan. Gelak tawa dan tepuk tangan sering terdengar, tetapi di balik keriangan itu, pesan moral tentang toleransi begitu kuat disampaikan.

Gambar 6. Memerankan Drama (Sumber : Dokumentasi Penulis)
Gambar 6. Memerankan Drama (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Materi 5: Sekolahku yang Damai

Pada sesi terakhir, kami bermain game papan risiko. Dalam permainan ini, ada tiga jenis kartu: kartu ancaman (merah), kartu kerentanan (kuning), dan kartu kapasitas (hijau). Kami belajar menghitung risiko dengan rumus sederhana: Risiko = Ancaman x Kerentanan : Kapasitas. Permainan ini mengajarkan kami untuk memahami bagaimana ancaman dan kerentanan dapat dikelola dengan meningkatkan kapasitas individu maupun kelompok untuk menciptakan lingkungan yang damai.

Gambar 7. Bermain Game (Sumber : Dokumentasi Penulis)
Gambar 7. Bermain Game (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Penutup: Post-Test dan Refleksi

Diklat ditutup dengan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman kami setelah mengikuti rangkaian kegiatan. Bapak dosen kemudian memimpin sesi refleksi, di mana kami berbagi pengalaman dan wawasan yang kami dapatkan. Kami merasa lebih kaya secara pengetahuan dan lebih siap menjadi agen toleransi di lingkungan kami masing-masing. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama.

Gambar 8. Foto Bersama (Sumber : Dokumentasi Penulis)
Gambar 8. Foto Bersama (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Diklat ini bukan hanya sebuah pelatihan, tetapi juga sebuah perjalanan mendalam untuk mengenali dan merayakan keberagaman. Kami belajar bahwa kebhinekaan bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga tentang merangkul dan merawatnya dengan cinta dan pengertian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun