MULAI DIRI
Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?
Saya berpikir bahwa di topik keenam ini akan lebih mendalami tentang Isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik'. Topik ini penting untuk memahami isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik, serta bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi pendidikan di Indonesia.Setelah nantinya saya mempelajari topik ini, saya berharap mampu:
- mengaitkan dan menyimpulkan pembelajaran yang didapatkan selama pertemuan sebelumnya
- mengaitkan dan menyimpulkan isu-isu terkait pendekatan, strategi, metode, dan teknik, serta materi pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD
- menilai pendekatan, strategi, metode, dan teknik, serta materi pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD untuk mewujudkan pendidikan yang berorientasi kepada murid.
Semua aspek tersebut sangat berguna, nantinya untuk persiapan saya dalam merencanakan modul ajar.
EKSPLORASI KONSEP
Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?
Hal baru yang saya pelajari pada topik ini bahwa scaffolding merupakan strategi yang cukup efektif sebagai jembatan antara kemampuan aktual kognitif dan potensi kognitif peserta didik. Quintana et al. (2004) mengemukakan tiga macam kerangka panduan yang bisa diterapkan dalam penyusunan strategi scaffolding untuk untuk mengantisipasi hambatan maupun tantangan dalam penerapan strategi scaffolding yaitu: logika (sense making), manajemen kerja (process management), dan penguatan dan refleksi (articulation and reflection). Berdasarkan hasil Praktek Pembelajaran Lapangan di SDN Sumbersari 03 Jember, saya melihat bahwa Penguatan dan Refleksi (Articulation and Reflection) merupakan panduan scaffolding yang jarang dilakukan dalam proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi yang saya amati. Hal itu dapat terjadi dikarenakan salah satunya karena keterbatasan Waktu. Guru sering kali merasa terbatas oleh waktu yang tersedia 2 x 35 menit dalam proses pembelajaran. Dalam jadwal yang padat, guru lebih fokus pada pencapian materi pelajaran dan menyelesaikan rancangan dalam modul ajar, sehingga penguatan dan refleksi, yang memerlukan waktu ekstra, seringkali terabaikan.
RUANG KOLABORASI
Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?
Di ruang kolaborasi, saya dan rekan-rekan belajar membahas pandangan kami tentang penerapan panduan Scaffolding yang pernah kami rancang pada kegiatan Praktek Pembelajaran Lapangan (PPL) 1 dalam rancangan modul ajar. Kami saling bertukar pendapat dan menemukan persamaan serta perbedaan lalu saling memberikan saran dan masukkan agar bisa diterapkan saat pembelajaran. Saya saling bertukar pendapat mengenai keefektifan strategi scaffolding pada ZPD yang telah saya terapkan pada peserta didik kelas 5 C, Strategi penerapan scaffolding pada ZPD dalam Modul Ajar sangatlah efektif karena keduanya saling mendukung dalam memfasilitasi perkembangan kogntif peserta didik. Hal ini terbukti bahwa peserta didik kelas 5 C di SDN Sumbersari 03 Jember mampu memahamii materi "Perubahan Bentuk Permukaan Bumi" denga baik. Dengan adanya scaffolding berupa penjelasan tambahan menggunakan gambar dalam "video pembelajaran" mampu mebantu peserta didik mengatasi kesulitan memahami makna kata dan mengkonkretkan bagaimana perubahan bentuk permukaan Bumi. Kemudian, penerapan scaffolding juda dapat mendorong kemandirian terbukti dengan penyelesaian tugas yang dikerjakan dengan sangat baik dalam LKPD yang diberikan oleh guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan scaffolding dalam konteks ZPD sangat efektif dalam mendukung perkembangan kognitif peserta didik. Scaffolding menyediakan bantuan yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan tugas-tugas yang mereka belum mampu lakukan secara mandiri, namun dengan pemberian bantuan yang sesuai dan bertahap, mereka selanjutnya akan mampu melakukannya sendiri.