MULAI DIRI
Saya berpikir bahwa di topik ini akan lebih mendalami tentang ZPD. Topik ini akan menjelaskan pendekatan, strategi, metode, atau Teknik yang dapat diterapkan pada pembelajaran dengan Scaffolding yang berdasarkan pada tingkat pemahaman peserta didik. Topik ini penting untuk mengantarkan saya memahami memahami Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD, serta bagaimana faktor faktor ini mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Setelah nantinya saya mempelajari topik ini, saya berharap mampu:
- menganalisis dan menguraikan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD
- merancang dan memodifikasi pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD (tugas)
- merancang dan memodifikasi materi mengajar yang menerapkan Scaffolding pada 'Zone of Proximal Development'
- menganalisis dan menyimpulkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD
- berargumentasi dalam diskusi dan tulisan blog
Semua aspek tersebut sangat berguna, nantinya untuk persiapan saya dalam merencanakan modul ajar.
EKSPLORASI KONSEP
Hal baru yang saya pelajari pada topik ini bahwa setiap peserta didik memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda, tiap individu memiliki Tingkat ZPD yang berbeda-beda. Untuk itu perlu bimbingan kepada peserta didik dan guru harus menyesuaikan strategi, model, dan Teknik pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan potensi siswa agar tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil Praktek Pembelajaran Lapangan di SDN Sumbersari 03 Jember, saya melihat bahwa media Scaffolding yang sering saya gunakan dalam praktik mengajar di kelas adalah  video pembelajaran. Penggunaan video pembelajaran ini membantu dalam menyajikan materi secara audio visual dan dapat membantu peserta didik memahami konsep yang abstrak atau sulit dijelaskan secara teks, misalnya Struktur Kerak Bumi. Selain itu, Saya juga menggunakan simulasi dalam proses pembelajaran di kelas V C. Simulasi yang saya gunakan adalah sebuah aplikasi berbasis digital berupa permainan WordWall, dengan harapan bisa memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan. Selain itu, saya juga menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dslam bentuk berkelompok untuk bisa melatih keterampilan atau pemahaman peserta didik terhadap konsep yang baru saja dipelajari. Manfaatnya untuk membantu peserta didik mengerjakan tugas secara bertahap, dengan petunjuk yang jelas sehingga mereka nantinya bisa mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan bantuan yang cukup.
RUANG KOLABORASI
Di ruang kolaborasi, saya dan rekan-rekan belajar membahas pandangan kami tentang pendekatan, strategi, model dan Teknik pembelajaran yang tepat untuk untuk penerapan Scaffolding pada ZPD. Kami saling bertukar pendapat dan menemukan persamaan serta perbedaan lalu saling memberikan saran dan masukkan agar bisa diterapkan saat pembelajaran. Saya saling bertukar pendapat mengenai kesulitan belajar siswa pada kelas 5 C, perbedaan kompetensi yang saya temui pada kelas 5 C tidak didapatkan perbedaan kompetensi yang signifikan. Saya mengampu materi Bab 4, materi 'Ayo Berkenalan dengan Bumi Kita'. Saya mengetahui dan bisa melakukan pemetaan terhadap Tingkat kemampuan peserta didik pada kelas 5 C Â SDN Sumbersari 03 Jember melalui asesmen diagnostik berupa pre-test yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Soal pre-test berupa pilihan ganda berjumlah 10 soal dengan komposisi 60% tingkat kemampuan soal C3-C4, 20% soal dengan tingkat kemampuan C5, dan 20% soal dengan tingkat C1-C2. Dari hasil pre-test tersebut, dapat diketahui kompetensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terdapat peserta didik dengan kompetensi sangat mahir, mahir, dan perlu bimbingan. Untuk peserta didik dengan kompetensi sangat mahir (tinggi), mereka dapat mengerjakan pre-test dengan baik dan menjawab semua soal dengan benar. Peserta didik dengan kompetensi mahir (sedang). hanya dapat menyelesaikan soal-soal dengan tingkatan mudah sampai sedang atau yang berkemampuan C1-C4 saja, dan peserta didik dengan kompetensi perlu bimbingan (rendah) hanya mampu menyelesaikan soal tingkat rendah atau yang berkemampuan C1-C2 saja. Sehingga, dari hasil yang diperoleh tersebut, guru dapat melakukan pemetaan terhadap peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuannya.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
      Berdasarkan pengalaman dari masing-masing anggota kelompok kami dalam kegiatan Praktek Pembelajaran Lapangan (PPL) 1 di SDN Sumbersari 03 Jember, hal yang saya pahami dari kegiatan demonstrasi baik dari sendiri maupun dari rekan-rekan adalah ketika berdiskusi mengenai topik ini, penerapan Scaffolding untuk meningkatkan ZPD peserta didik sangatlah penting. Penerapan ZPD guru mengetahui strategi pembelajaran, metode, dan Teknik yang harus dilakukan. Pemberian bantuan tidaklah secara terus-menerus, namun secara bertahap sesuai dengan Tingkat pemahaman peserta didik sehingga mampu berpikir kritis. Selain itu, melalui kegiatan demonstrasi kontekstual ini ada beberapa hal penting yang saya dapatkan mengenai peran guru dalam penerapan Scaffolding bagi peserta didik berkemampuan rendah:
- melakukan perubahan posisi tempat duduk dan kelompok secara berkala. kelompok tetap berisi peserta didik dengan dengan kemampuan yang heterogen, namun akan diganti anggotanya secara berkala, hal ini bertujuan selain peserta didik dengan kemampuan tinggi dapat membantu dan mejadi tutor sebaya, perubahan posiis tempat duduk dan kelompok juga bertujuan agar peserta didik dapat melatih kemampuan bersosialisasi dan mengenal semua teman-temannya tanpa membeda-bedakn teman.
- Strategi lain yang saya lakukan untuk membantu peserta didik dengan kemampuan rendah adalah dengan menggunakan beberapa media pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik dan memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang saya berikan. contoh media yang saya gunakan adalah gambar, video, ppt, dan media papan hak dan kewajiban.
- memberikan tugas tambahan khususnya bagi murid dengan kemampuan perlu bimbingan (rendah). Soal tersebut berguna bagi murid untuk memperdalam pemahaman mereka terhadap materi
ELABORASI PEMAHAMAN
Sebagai calon guru professional, guru professional, guru tidak hanya mengetahui karakteristik peserta didik, namun juga harus tahu seberapa jauh pemahaman kebutuhan belajar peserta didik. Saat pembelajaran dimulai tidak hanya memberikan materi di kelas, tapi harus berperan sebagai fasilitator yang akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Semu aitu mengharuskan guru untuk mempertimbangkan strategi, model, dan Teknik yang tepat melalui ZPD. Berdasarkan pengalaman saya melalui Praktek Pembelajaran Terbimbing siklus 1 hingga siklus pada kelas 5 C SDN Sumbersari Pemah03 Jember, saya ingin memperdalam kembali mengenai penerapan ZPD dalam proses pembelajaran, terutama berkaitan dengan pengelompokkan yang sifatnya "heterogen". Hal yang ingin saya pelajari yaitu bagaimana penerapan teknologi sebagai alat Scaffolding untuk mendukung peserta didik mencapai tujuan pembelajarannya sesuai dengan ZPD serta bagaimana cara guru mendaptkan dukungan sesuai dengan ZPD.
KONEKSI ANTAR MATERI
Pembelajaran topik pendekatan, strategi, model, dan Teknik pada ZPD, selaras dengan mata kuliah yang dipelajari pada program PPG Calon Guru semester ganjil. Topik ini membantu saya Menyusun rancangan pembelajaran yakni modul ajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Keterkaitan penerapan ZPD ini dengan mata kuliah yang lain, diantaranya :
- Pemahaman Peserta Didik : Dalam penerapan Scaddolding pada ZPD, guru perlu mengetahui karakteristik dan potensi setiap peserta didik dengan baik untuk dapat memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, terkait pendekatan TaRL, guru harus mampu memperhatikan tingkat kemampuan peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
- Filosofi Pendidikan : Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu guru berperan sebagai "among" yang menuntun dan membimbing peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Scaffolding pada ZPD diberikan guru melalui bimbingan sesuai dengan kemampuan secara bertahap dan mengurangi bimbingan saat peserta didik telah mampu mencapai pengetahuan dan keterampilan tersebut.
- Prinsip dan Pengajaran Asesmen I : Dalan penerapan Scaffolding pada ZPD, guru harus melakukan asesmen diagnostik untuk menentukan bagaimana guru membantu peserta didik berdasarkan kemampuannya. Kemudian, guru menerapkan Scaffolding pada asesmen formatif yang diberikan selama proses pembelajaran berlangsung.
- Praktek Pembelajaran Lapangan I : Penerapan Scaffolding pada ZPD saya terapkan pada PPL 1 dengan langkah awal yaitu melakukan asesmen diagnostik non kognitif. Kemudian, saya membuat metode pembelajaran PBL agar peserta didik saling menjelaskan satu sama lain kepada temannya tentang materi yang dikuasai. Kemudian saya memberikan bantuan pada peserta didik yang dirasa masih kurang dalam memahami materi tersebut.Â
AKSI NYATA
Manfaat pembelajaran ini, sebagai calon guru professional berdasarkan pengalaman saya mengajar dalam Praktek Pembelajaran Lapangan pada kelas 5 C SDN Sumbersari 03 Jember, penting mengenali karakteristik dan kebutuhan peserta didik sebelum merancang kegiatan pembelajaran. Kesiapan saya dalam penerapannya lebih meningkat dari sebelumnya, skalanya pada 8,5 dari 10. Hal ini karena saya telah memahami pentingnya penyesuaian rancangan pembelajaran yang dapat menunjang peserta didik lebih memahami materi serta meningkatkan potensinya dari penerapan ZPD. Selain it, manfaat dari semua pembelajaran ini bagi kesiapan saya sebagai calon guru professional adalah:
- Saya menjadi lebih memahami konsep-konsep seperti Scaffolding pada ZPD serta pembelajaran berdiferensiasi.
- Saya mendapatkan keterampilan baru dalam merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, memberikan umpan balik yang membangun, dan memantau kemajuan peserta didik secara formatif.
- Saya merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam ruang kelas dengan lebih percaya diri, karena saya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mendukung perkembangan belajar peserta didik.
Selanjutnya, hal-hal yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal diantaranya :
- Praktik lapangan : saya perlu melakukan praktik langsung dalam ruang kelas untuk mengimplementasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dan memperoleh umpan balik dari pengalaman tersebut.
- Kolaborasi dengan rekan sejawat : Saya kan memanfaatkan waktu untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan sejawat guna mendapatkan wawasan dan dukungan dalam menghadapi tantangan dalam pembelajaran.
- Refleksi dan penyesuaian: Melakukan refleksi terus-menerus terhadap praktek pengajaran adalah hal yang saya rencanakan untuk dilakukan, selain itu, saya juga harus mengevaluasi efektivitas strategi yang saya terapkan, dan melakukan penyesuaian jika diperlukan berdasarkan umpan balik dari peserta didik dan rekan kerja.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H