Mohon tunggu...
Egi Nur Aini
Egi Nur Aini Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya sedang menempuh Pendidikan Profesi Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Wujud Keragaman Peserta Didik dan Pemenuhan Target Kurikulum

8 November 2024   05:00 Diperbarui: 8 November 2024   07:22 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Pendidikan menjadi hak setiap anak yang menjadi proses interaksinya dengan lingkungan sekitar, baik fisik maupun sosial. Pendidikan hadir untuk menciptakan anak-anak yang memiliki pola pikir maju, berdaya saing, dan sikap yang positif (Wahyudi & Darmawan, 2024:1-2). Berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, melalui proses pembelajaran pendidikan dimaksudkan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan anak sebagai manusia dan anggota masyarakat. Oleh karena itu, setiap anak perlu dididik dan didorong menggunakan suatu standar nasional agar memiliki kesiapan menghadapi masa depan yang sering kali berubah sili berganti (Yani & Susanti, 2023: 13). 

Pada era digital yang penuh persaingan ini, kecakapan yang harus dimiliki anak semakin luas dan berkembang, misalnya keterampilan abad 21. Karena itu, diperlukan kurikulum nasional yang sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum ini akan menjadi seperangkat pedoman yang berisi tujuan, isi, bahan ajar, dan cara penyampaian kegiatan pembelajaran. Pedoman ini menjadi acuan dalam mencapai tujuan pendidikan secara nasional. Namun, sering kali terjadi salah persepsi baik dari pihak pendidik dan peserta didik akibat pergantian kebijakan pendidikan dan kurikulum nasional yang berubah-ubah.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada dunia pendidikan, hakikatnya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik. Begitu pula latar belakang penetapan Kurikulum Merdeka oleh Pak Nadim Makarim yang memberikan dampak besar bagi pendidik dan peserta didik, sehingga lebih berfokus pada pembelajaran yang esensial. Menurut Purnawanto (2023:34-35), kurikulum merdeka hadir untuk memulihkan dan meningkatkan mutu pendidikan dengan menerapkan pembelajaran yang lebih efektif. Kurikulum ini sudah dirancang dengan konsep yang bagus, namun saat diterapkan baik pendidik ataupun peserta didik belum memiliki kesiapan sehingga sering terjadi miskonsepsi. Oleh karena itu, konsep-konsep dalam kurikulum merdeka perlu disosialisasikan secara luas agar pengimplementasiannya lebih relevan dan optimal. Salah satu konsep dalam Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi sebetulnya bukanlah konsep yang baru. Pembelajaran ini berusaha menciptakan lingkungan belajar yang inklusi dengan mempertimbangkan keragaman kebutuhan belajar peserta didik (Rachmadhani & Kamalia, 2023:180). Kebutuhan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan, tingkat, minat belajar, dan latar belakang peserta didik (Naibaho, 2023:82). Pendidik dituntut untuk sadar bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik unik dari segi latar belakang, kebudayaan, kenyakinan, dan kemampuan yang beragam (Wulandari, 2022:628). Penerapan pembelajaran berdiferensiasi perlu memperhatikan elemen penting yang terdiri dari berdiferensiasi konten, proses, produk, dan lingkungan.

Keragaman peserta didik tercipta dari aneka latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda-beda. Hal tersebut, memungkinkan masing-masing individu memiliki kemampuan, minat, dan kebutuhan belajar yang berbeda dalam belajar. Maka seorang guru tidak bisa menyamaratakan proses pembelajaran dan kemampuan peserta didik. Peserta didik berhak belajar dalam suasana santai tanpa tekanan, sehingga dapat mengembangkan bakat alami mereka secara optimal (Arumsari & Susanti, 2024:91). Misalnya melalui diferensiasi produk, peserta didik dapat membut proyek sesuai dengan bakat dan minatnya baik secara konvensional, digital, tertulis, video, dan lain sebagainya.

Dengan kesadaran bahwa setiap individu unik dan berbeda, guru dapat menjadi fasilitator yang akan memahami kebutuhan belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Guru mendidik dengan cara yang lebih fleksibel dan esensial dengan konteks sekitar peserta didik, sehingga bukan sekedar memerintah peserta didik untuk belajar. Melalui konsep pembelajaran berdiferensiasi ini, diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik (Yunita dkk., 2023). Segala upaya yang dilakukan tujuannya untuk memenuhi target kurikulum dengan menawarkan pendidikan yang bermutu, beragam, ekspresif, fleksibel, progresif, dan aplikatif bagi peserta didik.

Daftar Rujukan  

Ade Sintia Wulandari. (2022). Literature Review: Pendekatan Berdiferensiasi Solusi Pembelajaran dalam Keberagaman. Jurnal Pendidikan Mipa, 12(3), 682–689.

Arumsari, A., & Susanti, R. (2024). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Keragaman Peserta Didik terhadap Pemenuhan Target Kurikulum. Guruku: Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 2(2), 90–104.

Naibaho, D. P. (2023). Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi Mampu Meningkatkan Pemahaman Belajar Peserta Didik. Journal of Creative Student Research, 1(2), 81–91.

Purnawanto, A. T. (2023). Pembelajaran Berdiferensiasi. Jurnal Ilmiah Pedagogy, 2(1), 34–54.

Rachmadhani, S. A. D., & Kamalia, P. U. (2023). Analisis Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi terhadap Hasil Belajar Peserta Didik: Systematic Literature Review. Asatiza: Jurnal Pendidikan, 4(3), 178–192.

Wahyudi, A. B. F., & Darmawan, P. (2024). Pembelajaran Berdiferensiasi pada Keragaman Karakteristik Peserta Didik dalam Pemenuhan Target Kurikulum. Guruku: Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 3(1), 1–11.

Yani, D. R., & Susanti, R. (2023). Keberagaman Peserta Didik dalam Pemenuhan Target Kurikulum melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Guruku: Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 2(1), 13–24.

Yunita, E., Rachmawati, F., & Hilaliyah, T. (2023). Meta Analisis Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(10), 7499–7505.

Biodata Singkat

Nama Egi Nur Aini. Lahir di Rembang, 20 April 2001. Saat ini saya memiliki hobi membaca novel dan komik digital sebagai hiburan, serta memiliki harapan untuk suka dan rajin membaca jurnal ilmiah. Aktivitas sehari-hari berkuliah dan mengikuti PPL. Username Instagram egi_nuraini dan Facebook Egi Nur Aini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun