Oleh : Pery Padly B AmbudaliÂ
Pendahuluan
Waktu adalah konsep fundamental yang mengatur keberadaan dan perubahan segala sesuatu. Dalam filsafat, waktu dipahami sebagai gagasan yang berkaitan erat dengan gerak, baik secara substansial (perubahan esensial) maupun aksidental (perubahan eksternal). Perdebatan tentang waktu melibatkan perspektif dari berbagai tradisi filsafat, baik Barat maupun Timur, yang menawarkan pandangan beragam terhadap hakikat waktu.
---
Definisi Waktu
Waktu didefinisikan sebagai pengukur perubahan entitas dalam dimensi tertentu:
1. Gerak Substansial: Perubahan esensial, seperti kelahiran hingga kematian.
2. Gerak Aksidental: Perubahan eksternal tanpa memengaruhi hakikat entitas, seperti perpindahan tempat.
Definisi ini menunjukkan bahwa waktu tidak terpisahkan dari perubahan dan keberadaan.
---
Pandangan Filsafat Barat tentang Waktu
1. Plato: Waktu adalah "citra bergerak dari keabadian" yang diciptakan oleh demiurgos sebagai alat untuk mengukur perubahan di dunia material. Waktu tidak berlaku di dunia ide yang kekal.
2. Aristoteles: Waktu adalah "jumlah gerak sehubungan dengan sebelumnya dan sesudahnya." Waktu inheren dalam perubahan dan tidak eksis tanpa objek yang berubah.
3. Santo Agustinus: Waktu adalah dimensi subjektif, di mana masa lalu, masa kini, dan masa depan hanya ada dalam pikiran manusia (ingatan, pengalaman, dan pengharapan).
4. Isaac Newton: Waktu absolut mengalir independen dari peristiwa di alam semesta. Waktu bersifat linier, universal, dan objektif.
5. Immanuel Kant: Waktu bukan entitas objektif, tetapi kerangka konseptual bawaan manusia untuk memahami dunia.
6. Albert Einstein: Waktu adalah relatif, tergantung pada pengamat, dan terintegrasi dalam ruang-waktu. Waktu tidak tetap karena dipengaruhi gravitasi dan gerak.
---
Pandangan Filsafat Timur tentang Waktu
1. Konfusianisme dan Taoisme: Waktu adalah bagian dari harmoni kosmis yang bersifat siklik, mencerminkan perubahan alam seperti musim dan kehidupan.
2. Hinduisme: Waktu (Kala) dipahami sebagai kekuatan kosmis yang siklik (samsara) dan ilusi (maya) yang menghalangi pencerahan.
3. Buddhisme: Waktu bersifat sementara (anicca) dan dipahami sebagai konsep mental. Hidup di saat ini adalah kunci kebebasan dari penderitaan.
4. Islam dan Timur Tengah: Waktu (zaman) dilihat sebagai ukuran gerak dalam konteks keabadian Tuhan, di mana Tuhan berada di luar waktu.
---
Pandangan Filsuf Islam tentang Waktu
1. Al-Farabi: Waktu adalah bagian dari tatanan kosmos yang terkait dengan gerak, akal, dan hubungan dunia material-immaterial.
2. Ibn Sina: Waktu ada karena perubahan dunia material, tetapi Tuhan berada di luar waktu sebagai Wujud Niscaya.
3. Al-Ghazali: Waktu adalah ciptaan Tuhan yang bersifat temporal, sementara keabadian hanya milik Tuhan.
4. Ibn Rushd: Waktu adalah ukuran gerak yang terikat pada alam fisik. Tuhan berada di luar waktu karena tidak mengalami perubahan.
5. Mulla Sadra: Waktu adalah dimensi keberadaan yang mengalir (gerak substansial). Seluruh alam semesta bergerak menuju kesempurnaan, dengan waktu sebagai manifestasi Tuhan.
---
Analisis Perbandingan
1. Gerak dan Waktu:
Barat: Aristoteles dan Newton menekankan kaitan waktu dengan gerak fisik.
Timur: Taoisme dan Hinduisme melihat waktu sebagai harmoni siklik kosmis.
2. Subjektivitas vs Objektivitas:
Barat: Santo Agustinus dan Buddha memandang waktu secara subjektif.
Barat: Newton dan Aristoteles memandangnya secara objektif.
3. Linier vs Siklis:
Barat: Waktu umumnya dipahami linier, dari masa lalu ke masa depan.
Timur: Menekankan waktu sebagai siklus yang berulang.
4. Ilusi dan Realitas:
Timur: Hindu dan Buddhisme menganggap waktu sebagai ilusi (maya).
Barat: Kant dan Einstein melihat waktu sebagai kerangka konseptual atau dimensi.
---
Kesimpulan
Waktu adalah elemen fundamental yang kompleks dan multidimensional. Filsafat Barat lebih menekankan waktu dalam konteks perubahan fisik atau hukum alam, sedangkan filsafat Timur melihatnya dalam hubungan dengan harmoni kosmis. Perspektif filsafat Islam menawarkan jembatan antara keduanya dengan menggabungkan rasionalitas Aristotelian dan dimensi spiritual teologis. Semua tradisi sepakat bahwa waktu adalah konsep yang vital untuk memahami keberadaan dan perubahan, meski pendekatan mereka berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H