Mohon tunggu...
permaziwch
permaziwch Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tren Perubahan Konsumsi Pangan Dengan Pola Makan Di Era Moderen

13 Januari 2025   10:34 Diperbarui: 13 Januari 2025   10:34 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TREN PERUBAHAN KONSUMSI PANGAN DENGAN POLA MAKAN DI ERA MODERN

Halo, Sobat Online!

Perubahan begitu pesat di masyarakat kita telah membawa pengaruh signifikan pada gaya hidup dan pola konsumsi yang berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita. Apakah sobat online sudah memahami  perubahan-perubahan tren konsumsi pangan
perubahan pola makan di era modern Yuk, kita simak ulasannya berikut ini!

Pengantar
Perubahan pola konsumsi pangan di era modern mencerminkan transformasi yang signifikan dalam gaya hidup masyarakat. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi perubahan ini meliputi globalisasi, kemudahan akses terhadap makanan, dan kesadaran akan kesehatan.

 Tren Perubahan Pola Makan di Era Modern

Perubahan pola makan di era modern ditandai oleh beberapa tren yang mencerminkan gaya hidup masyarakat saat ini. Berikut adalah beberapa hal utama yang menjadi ciri khas dari perubahan tersebut:

1. Meningkatnya Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Makanan Instan
Konsumsi makanan cepat saji dan makanan instan meningkat pesat seiring dengan gaya hidup yang serba cepat. Masyarakat lebih memilih makanan yang praktis dan mudah diakses, meskipun sering kali mengabaikan nilai gizi. Hal ini juga dipicu oleh globalisasi yang memperkenalkan berbagai jenis makanan dari luar negeri, sehingga meningkatkan ketergantungan pada makanan olahan.

2. Meningkatnya Permintaan Makanan Berkalori Tinggi
Permintaan akan makanan berkalori tinggi, seperti makanan manis dan berlemak, juga mengalami lonjakan. Ini berkaitan dengan kebiasaan masyarakat yang cenderung mencari kenikmatan dalam makanan, tanpa mempertimbangkan dampak kesehatan jangka panjang. Makanan dengan kalori tinggi sering kali lebih mudah ditemukan dan lebih menarik bagi konsumen.

3. Meningkatnya Kebiasaan Makan di Luar Rumah
Kebiasaan makan di luar rumah semakin umum, dengan banyak orang memilih untuk makan di restoran atau kafe daripada memasak di rumah. Fenomena ini didorong oleh kesibukan sehari-hari dan keinginan untuk bersosialisasi. Selain itu, banyak tempat makan menawarkan menu yang menarik dan bervariasi, menjadikan pengalaman makan di luar semakin populer.

4. Meningkatnya Kebiasaan Memesan Makanan Secara Daring
Dengan kemajuan teknologi dan akses internet yang lebih baik, memesan makanan secara daring telah menjadi bagian integral dari pola makan masyarakat modern. Layanan pengantaran makanan memudahkan konsumen untuk mendapatkan makanan favorit mereka tanpa harus keluar rumah, terutama selama pandemi COVID-19.

5. Meningkatnya Perhatian terhadap Keamanan dan Kebersihan Pangan
Kesadaran akan keamanan pangan semakin meningkat, terutama setelah pandemi yang menyoroti pentingnya kebersihan dalam penyajian makanan. Konsumen kini lebih cermat dalam memilih makanan yang aman dan bersih, serta memperhatikan cara penyimpanan dan pengolahan makanan.

6. Meningkatnya Perhatian terhadap Sumber Bahan Makanan yang Bertanggung Jawab
Ada peningkatan kesadaran tentang pentingnya sumber bahan makanan yang bertanggung jawab, termasuk perhatian terhadap keberlanjutan dan etika dalam produksi pangan. Banyak konsumen kini lebih memilih produk lokal dan organik sebagai upaya mendukung pertanian berkelanjutan dan mengurangi jejak karbon.

 Pola Makan di Era Modern

Pola makan di era modern mengalami berbagai perubahan signifikan yang mencerminkan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat saat ini. Beberapa tren yang menonjol dalam pola makan ini meliputi:

1. Meningkatnya Penggunaan Proses Pengolahan Makanan seperti Digoreng dan Dipanggang
Pengolahan makanan dengan teknik seperti menggoreng dan memanggang semakin populer. Proses ini tidak hanya memberikan cita rasa yang menarik tetapi juga mempercepat waktu penyajian. Teknologi modern dalam pengolahan makanan, seperti penggorengan vakum, memungkinkan makanan digoreng pada suhu lebih rendah, menghasilkan produk yang lebih renyah dengan kandungan minyak yang lebih sedikit. Ini menciptakan pilihan camilan yang lebih sehat dan menarik bagi konsumen.

2. Munculnya Makanan Fungsional Modern yang Diolah Khusus untuk Kelompok Khusus
Makanan fungsional semakin banyak ditemukan di pasaran, dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi khusus dari kelompok tertentu, seperti atlet atau individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Produk-produk ini sering kali diperkaya dengan vitamin, mineral, dan bahan tambahan lainnya yang memberikan manfaat kesehatan lebih. Contohnya termasuk susu yang diperkaya kalsium atau snack yang mengandung serat tinggi.

3. Munculnya Banyak Pilihan Makanan Baru
Era modern juga ditandai dengan keberagaman pilihan makanan baru, termasuk keju gouda dan cheddar, yang semakin populer di kalangan konsumen. Keberagaman ini tidak hanya mencakup jenis makanan tetapi juga variasi dalam rasa dan tekstur, memberikan pengalaman kuliner yang lebih kaya. Konsumen kini memiliki akses ke berbagai produk internasional dan lokal yang memperkaya pilihan mereka.

Perubahan pola makan di era modern memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan individu dan lingkungan. WHO merekomendasikan pola makan sehat untuk mencegah malnutrisi dan penyakit tidak menular, yang mencakup dua aspek utama:

 Rekomendasi Pola Makan Sehat dari WHO
1. Mengonsumsi Buah-buahan, Sayuran, Polong-polongan, Kacang-kacangan, dan Biji-bijian
   - Konsumsi makanan ini penting untuk mendapatkan serat, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh. Peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan dapat membantu mengurangi risiko berbagai penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

2. Membatasi Makanan Tinggi Lemak, Gula, dan Garam
   - Makanan cepat saji dan olahan sering kali mengandung kadar lemak jenuh, gula, dan garam yang tinggi. Konsumsi berlebihan dari makanan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti hipertensi, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi gula dan daging tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan tetapi juga merugikan lingkungan.

 Dampak Perubahan Pola Makan

Perubahan pola makan ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan individu tetapi juga memiliki implikasi lebih luas:

- Kesehatan Lingkungan: Pola makan yang tinggi daging dan produk olahan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk mengadopsi pola makan yang lebih berkelanjutan.
 
- Gizi: Dengan meningkatnya konsumsi makanan cepat saji yang rendah nutrisi, banyak orang mengalami malnutrisi meskipun terlihat cukup makan. Hal ini menunjukkan pentingnya edukasi gizi untuk meningkatkan kesadaran akan pilihan makanan sehat.

- Inklusi dan Kesetaraan: Akses terhadap makanan sehat sering kali dibatasi oleh faktor ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan sistem pangan yang inklusif agar semua lapisan masyarakat dapat mengakses makanan bergizi.

 Kesimpulan
Tren dalam pola makan di era modern menunjukkan pergeseran menuju pengolahan makanan yang lebih praktis dan beragam, serta perhatian terhadap kesehatan dan kebutuhan nutrisi spesifik. Dengan kemajuan teknologi pengolahan makanan, konsumen dapat menikmati produk yang tidak hanya lezat tetapi juga memenuhi standar kesehatan dan keberlanjutan.
Tren perubahan pola makan di era modern menunjukkan pergeseran signifikan dalam kebiasaan konsumsi pangan masyarakat. Meskipun kemudahan akses terhadap berbagai jenis makanan memberikan keuntungan, tantangan kesehatan tetap ada akibat dari meningkatnya konsumsi makanan cepat saji dan berkalori tinggi. Oleh karena itu, kesadaran akan pola makan sehat dan bertanggung jawab perlu terus ditingkatkan untuk menjaga kesehatan individu dan lingkungan.
Pola makan di era modern menunjukkan tantangan besar dalam menjaga kesehatan individu dan lingkungan. Mengadopsi pola makan sehat sesuai rekomendasi WHO dapat membantu mencegah malnutrisi dan penyakit tidak menular serta berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Edukasi tentang gizi dan akses terhadap pilihan makanan sehat harus menjadi prioritas untuk mencapai kesetaraan dalam kesehatan di masyarakat.

Daftar Pustaka
- Aulya, Y., Kundaryanti, R., & Apriani, R. (2021). Hubungan Usia Menarche Dan Konsumsi Makanan Cepat Saji Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Siswi Di Jakarta. Menara Medika, 4(1).
- Lestari, E. I. (2020). Hubungan pola makan dengan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri Samarinda. Borneo Studies and Research, 1(3), 1766-1771.
- Mahmud, A., & Saleh, M. (2024). Budaya Konsumsi Makanan Cepat Saji Dalam Kehidupan Remaja Di Kelurahan Dengerakko Kecamatan Wara Kota Palopo (Studi Kasus Franchise KFC). Macora, 3(2), 150-165.
- Ranggayuni, E., & Nuraini, N. (2021). Faktor yang berhubungan dengan Konsumsi Makanan cepat Saji pada Mahasiswa di Institusi Kesehatan Helvetia Medan. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 6(3), 278-284.

Ditulis oleh
- Ali Alfariz
- Silvi Wahyu Priyatna
- Lulus Indriani
- Nabila Azhara
- Sara Monika Ursula Hodo
- Emanuela Rosnita Tobi
- Anisa Fatmawati

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun