Selain itu ada juga Teh Yepa (Yeni Farida), dan Kang Teguh Laksana.
Usai meliput, kami membuat berita, kemudian direview oleh Enton S dan kawan-kawan keesokan harinya. Begitu dan begitu setiap harinya.
Terus terang arahan dan bimbingan mereka, sedikit mempengaruhi tulisan/berita saya di kemudian hari. Seperti judul berita harus singkat, begitu juga kontennya. Padat, jelas, tidak bertele-tele.
Selama saya jadi wartawan HU Pikiran Rakyat, rasanya saya selalu mengusahakan judul singkat, sesuai arahan para senior. Pun tulisan, kecuali feature. Judul berita singkat dan mewakili isi berita, serta tulisan tidak bertele-tele, saya yakin bisa membantu pembaca cepat memahami konten berita.
Saya kira, pakem tersebut akan berlaku sampai kapanpun. Ternyata tidak. Belakangan, terutama setelah website berita bermunculan, pakem tadi tidak berlaku, kecuali di media nasional seperti Kompas, Tempo, Republika, dan HU Pikiran Rakyat. Judul, sekarang umumnya panjang-panjang, isi berita pun bertele-tele (barangkali agar bisa memunculkan adsense google yang banyak), hingga kadang membuat kepala pening.
Lucunya, Pikiran Rakyat online pun belakangan ikut-ikutan seperti yang lain. Prinsip dan pakem dari para senior PR, khususon Kang Atang Ruswita (almarhum), Kang Yoyo S Adiredja, Endi Sungkono, Wawan Djuwarna, Enton Supriyatna, dll, tidak digunakan lagi.
Apakah itu kemajuan, atau justru kemunduran? Entahlah. (Bersambung)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H