Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Megawati Ingin Mundur, Sebuah Pesan bagi Partai

17 November 2018   15:40 Diperbarui: 17 November 2018   15:43 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah hirup pikuk politik nasional, sebuah kabar muncul terkait Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Putri prokmalator tersebut disebutkan berniat mengundurkan diri dari kursi jabatan tertinggi di partai.

Keinginan untuk mundur itu sebenarnya bukan sekali dua kali dilontarkan Megawati. Ia cukup sering mengatakannya.

Terakhir, keinginannya itu disampaikan ketika memberikan sambutan di hadapan calon legislatif (caleg) partai di Jakarta, Kamis (15/11).

Dia mengatakan, ia berpolitik sudah cukup lama. Dia juga jadi ketua umum patrol sangat lama dan tidak diganti-ganti. Padahal ia sudah lama berharap diganti

Sebelumnya, dia pun kerap mengatakan itu, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Apakah kali ini dia serius ingin mundur?

Penulis tidak bisa menyelami isi hati sebenarnya dari Megawati.

Akan tetapi, sekalipun itu benar, sepertinya, akan sulit bagi dia untuk mundur dari PDIP sekarang, apalagi mundur total.

Pertama, karena bisa dipastikan arus bawah tidak akan mengizinkannya mundur. Arus bawah, diakui, hingga kini masih menganggap Megawati merupakan simbol perjuangan dan keberhasilan PDIP. Mereka tidak bisa membayangkan jika partai berlambang banteng moncong putih itu tanpa Megawati.

Karena itu, jika ada Kongres PDIP untuk membahas pergantian pemimpin partai, kemungkinan besar arus bawah tidak setuju soal itu.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sendiri, dalam pertanyaannya ketika dikonfirmasi wartawan menyebutkan bahwa pergantian Megawati itu tergantung arus bawah. Ketika keputusan kongres menghendaki Megawati menjadi ketum lagi, beliau akan (harus?) bersedia.

Kedua, karena hingga saat ini belum ada sosok lain yang pantas menggantikannya menjadi petinggi partai.  

Penulis melihat, politisi di PDIP itu banyak sekali, termasuk yang memiliki kemampuan untuk memimpin partai. Tetapi yang memiliki kharisma dan wibawa serta suaranya didengar, belum nampak, termasuk di sosok Puan Maharani yang selama ini terus digembleng jiwa politik dan kepemimpinannya oleh Megawati.

Dengan demikian, pernyataan Megawati soal mundur itu, bagi penulis, lebih tepatnya merupakan sebuah pesan saja kepada partai, bahwa sekarang sudah saatnya dipikirkan pengganti dirinya, jika suatu saat dia memang harus mundur.

Penulis dengar, sebenarnya ada suara yang mengharapkan Joko Widodo menjadi Ketua Umum PDIP Perjuangan.  Tapi, sepertinya berat bagi Megawati untuk memberikan estafet kepemimpinnannya kepada Joko Widodo karena bukan trah atau penerus Soekarno.

Betulkah? Wallohualam.

Megawati menjabat sebagai ketua umum PDIP sejak partai tersebut masih bernama PDI pada 1993. Tahun 1996, ada Kongres Luar Biasa PDI yang memunculkan nama Sorjadi.

Tak terima dengan hasil kongres yang disebut-sebut kental campur tangan penguasa waktu itu, Megawati kemudian mendirikan PDI Perjuangan dengan dia sebagai ketuanya. Posisinya sebagai ketua berlanjut sampai sekarang, setelah pada Kongres PDIP 2015 di Bali, terpilih secara aklamasi.****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun