Kedua, karena hingga saat ini belum ada sosok lain yang pantas menggantikannya menjadi petinggi partai. Â
Penulis melihat, politisi di PDIP itu banyak sekali, termasuk yang memiliki kemampuan untuk memimpin partai. Tetapi yang memiliki kharisma dan wibawa serta suaranya didengar, belum nampak, termasuk di sosok Puan Maharani yang selama ini terus digembleng jiwa politik dan kepemimpinannya oleh Megawati.
Dengan demikian, pernyataan Megawati soal mundur itu, bagi penulis, lebih tepatnya merupakan sebuah pesan saja kepada partai, bahwa sekarang sudah saatnya dipikirkan pengganti dirinya, jika suatu saat dia memang harus mundur.
Penulis dengar, sebenarnya ada suara yang mengharapkan Joko Widodo menjadi Ketua Umum PDIP Perjuangan. Â Tapi, sepertinya berat bagi Megawati untuk memberikan estafet kepemimpinnannya kepada Joko Widodo karena bukan trah atau penerus Soekarno.
Betulkah? Wallohualam.
Megawati menjabat sebagai ketua umum PDIP sejak partai tersebut masih bernama PDI pada 1993. Tahun 1996, ada Kongres Luar Biasa PDI yang memunculkan nama Sorjadi.
Tak terima dengan hasil kongres yang disebut-sebut kental campur tangan penguasa waktu itu, Megawati kemudian mendirikan PDI Perjuangan dengan dia sebagai ketuanya. Posisinya sebagai ketua berlanjut sampai sekarang, setelah pada Kongres PDIP 2015 di Bali, terpilih secara aklamasi.****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H