Menurut sejarah, saat jalan tersebut dibangun  (1910-1930) atas perintah Daendles atau Mas Galak (istilah warga Sumedang), banyak pribumi yang meninggal dunia. Selain karena karena siksaan, konon, karena serangan penyakit dan kelaparan.
Kalau saja Pangeran Kornel (Pangeran Kusumahdinata IX) Â yang memerintah Sumedang kala itu tidak "melawan" , pribumi yang jadi korban dipastikan akan semakin tak terbilang jumlahnya. Untungnya, Mas Galak memahami perlawanan Pangeran Kornel. Mas Galak segera mendatangkan pasukannya untuk meratakan cadas dengan dinamit, hingga cadas yang susah ditembus, akhirnya ditembus.
"Pembentangan kain merah putih ini sebagai wujud penghargaan kami kepada para pejuang dulu," katanya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H