Epistaksis, itulah bahasa 'keren' mimisan dalam dunia medik. Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung. Gangguan ini bisa terjadi pada semua usia, tetapi paling sering pada anak-anak, lansia, ibu hamil dan pasien dengan kelainan pembekuan darah.Â
Sebagian besar kejadian mimisan tidak serius, walaupun tetap saja terasa mengganggu, namanya juga perdarahan.Â
Hanya sekitar 6 persen pasien mimisan yang butuh penanganan lanjut di rumah sakit karena bisa saja terjadi perdarahan hebat dan sulit berhenti sehingga dikhawatirkan dapat mengancam nyawa.
Mimimisan relatif mudah terjadi. Alasannya, karena ada banyak pembuluh darah kecil di bagian dalam hidung dan pembuluh darah yang banyak itu membentuk semacam jaring-jaring.Â
Sebenarnya jaring-jaring pembuluh darah ini berperan dalam membantu menghangatkan dan melembabkan udara yang kita hirup.Â
Jaring-jaring ini mudah mengering dan teriritasi oleh udara yang mengalir melalui hidung, karena letaknya dekat dengan permukaan bagian dalam hidung.Â
Kalau mengering dan teriritasi, pembuluh darah itu sangat mudah terluka atau robek, memunculkan mimisan. Bisa saja epistaksis terjadi pada kedua lubang hidung, walaupun biasanya hanya menyerang satu lubang hidung.
Mimisan dibagi dalam dua jenis berdasarkan sumber perdarahan, epistaksis anterior dan epistaksis posterior. Jika perdarahan berasal dari pembuluh darah di bagian depan lubang hidung, disebut epistaksis anterior.Â
Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak, biasanya perdarahan sedikit dan mudah berhenti, Perdarahan yang berasal dari pembuluh darah hidung bagian belakang disebut epistaksis posterior.Â
Karena perdarahan yang banyak, sulit berhenti dan dapat menyebabkan anemia atau kekurangan darah, gangguan ini sering kali membutuhkan penanganan serius. Epistaksis posterior lebih sering pada usia dewasa atau lansia.