Mohon tunggu...
rere
rere Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

baru jadi emak-emak yang lagi hobi curhat

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perjalananku Terapi PCOS dan Sukses Promil Bersama Bemomio

9 Juli 2021   15:02 Diperbarui: 9 Juli 2021   15:52 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tidak pernah terfikirkan sama sekali sebelumnya untuk aku bisa mengalami hal ini. 6 tahun lamanya pernikahan dan belum juga dikaruniai seorang anak. Masih teringat jelas saat pertama kali nya periksa ke dokter dan mendapat kabar yang cukup membuat hati saya sedih. Saya di vonis PCOS (Polycystic Ovary Syndrome). Inilah pengalaman saya mencoba hamil dan mengobati pcos yang saya alami.

Sejak awal pernikahan, saya dan suami ingin langsung mempunyai anak. Saya yang berprofesi sebagai guru TK, memang sangat suka dengan anak kecil. Punya anak adalah salah satu keinginan saya dari dulu. Tapi hingga 6 tahun pernikahan, kami belum juga punya anak.

Suatu ketika di tahun pertama pernikahan saya pernah mengalami telat datang bulan, dan hasil testpack menunjukkan dua garis merah. Saya cukup kaget dan jujur sedikit ada harapan yang muncul, namun saya tidak mau buru-buru percaya dengan hasil testpack. Saat itu saya dan suami langsung pergi cek ke dokter. Namun, hasil usg belum menunjukkan adanya tanda-tanda kehamilan. Beberapa hari setelah itu ternyata saya Kembali menstruasi.

Banjir pertanyaan pun mulai menghantui mulai dari teman, sahabat, keluarga, sampai mertua. Awalnya biasa aja tapi lama-lama mulai terasa mengganggu dan cukup membuat saya down. Untungnya suami lebih sabar dan bisa memberi saya semangat.

Tahun ke 2 pernikahan, saya dan suami lagi sering sekali wisata kuliner sampai tidak sadar bahwa berat badan saya naik lumayan drastic. Entah kenapa di tahun itu saya Kembali terpikir untuk punya anak. Saya kemudian memutuskan periksa ke dokter untuk cek kesuburan Bersama suami. Dann..! disinilah saya tahu pertama kali bahwa saya punya pcos.

PCOS (plycystic ovary syndrome) merupakan kondisi ketika perempuan memiliki hormone androgen (hormone laki-laki ) yang berlebih dan terjadinya resistensi insulin. Ini menyebabkan munculnya banyak kista pada indung telur atau ovarium saya. Kista ini membuat sel telur tak dapat dibuahi sperma.

Dokter memberikan beberapa obat dan menganjurkan saya untuk menerapkan gaya hidup sehata dengan rajin berolahraga dan mengatur pola makan dengan makanan yang lebih sehat dan bergizi.

Kejadian itu membuat saya dan suami mulai pasrah dan sudah kehilangan harapan untuk bisa hamil. Kami hanya mencoba mensyukuri apa yang kami punya sekarang. Sempat terbersit untuk adopsi anak tetapi masih ragu karena banyak yang perlu dipersiapkan.

Saya memang minum obat yang telah diresepkan dokter namun untuk bagian diet dan olahraga masih sulit saya lakukan. Apalagi saya dan suami sama-sama hobi makan dan wisata kuliner. Niat untuk diet dan olahraga selalu kalah dengan godaan jajan dan makanan yang tak terhindarkan.

Tidak terasa tahun demi tahun telah berlalu, keinginan saya untuk merencanakan kehamilan kadang muncul kadang hilang. Suami juga jarang sekali mengungkit hal tersebut. Kadang pembicaraan tersebut bisa sangat sensitive untuk saya khususnya. Seakan ada rasa bersalah dalam diri saya setiap melihat suami.

Apalagi komentar di luar sana pasti ada saja yang nyangkut di pikiran saya,"punya harta banyak tapi mandul, buat apa?". Saya mencoba untuk tidak peduli, tapi yang Namanya hati ga bisa di bohongin sih, tetep aja sakit hati.

Saya sampai menghindari acara-acara reuni demi menghindari pertanyaan kapan punya momongan dan berbagai variasinya. Entah pertanyaan basa basi atau benar-benar peduli yang pasti saya sudah tidak mau baper dengan pertanyaan seperti itu.

Tidak terasa tahun ke 6 sudah pernikahan saya, kondisi Kesehatan saya bisa dibilang tidak baik, kadar gula darah yang cukup tinggi membuat saya cukup khawatir ditambah kolestrol yang tinggi. Akhirnya saya memutuskan untuk mulai pola hidup sehat.

Dalam perjalanan diet saya, mulai dari research sampai bergabung di gym, saya dapat teman yang mengalami pcos sama seperti saya, dan dia berhasil hamil. Karena mengalami hal yang sama, kami pun jadi bertukar cerita dan banyak informasi yang saya dapat. Dari dia saya dikenalkan dengan produk bemomio.

Bemomio adalah madu herbal yang khasiat nya adalah menambah kesuburan Wanita dan pria. Tetapi yang unik adalah bukan hanya sekedar menambah kesuburan, tetapi yang menjadi keunggulan nya adalah bemomio mengatasi masalah-masalah yang menyebabkan sulit hamil. Mulai dari PCOS, kista, mioma dan bisa juga untuk memperbaiki kualitas sperma laki-laki.

Awalnya saya cukup skpetik karena memang sudah tidak mau kecewa lagi. Tapi karena teman saya ini sudah membuktikan nya sendiri, serasa ada sedikit harapan untuk saya setidaknya buat mencoba.

Tapi tidak semata-mata langsung coba, saya juga melakukan cek sendiri mulai dari cek komposisinya, mencari website resminya, sosial media dan review nya. Cukup terpercaya dan meyakinkan apalagi ditambah produk ini ternyata sudah BPOM dan Lulus Uji Halal MUI.

Untuk komposisi nya bemomio menggunakan 100% bahan herbal, nah ini yang membuat saya mau mencoba karena jujur saja, saya sudah terlalu banyak mengkonsumsi bahan kimia yang tentu saja akan ber efek buruk juga bagi kesehatan saya di masa mendatang.

Akhirnya setelah diskusi Panjang dengan suami, ternyata dia juga tertarik dan ingin ikut konsumsi bareng dengan saya. "Aku ikutan minum juga ya, biar sama-sama subur" kata nya. Seneng banget punya suami yang suportif begini heheh.. Tapi beneran deh kalo ga ada dia mungki saya udah gatau deh jadi apa sekarang.

Sembari menjaga pola hidup sehat sedikit demi sedikit, kami juga berikhtiar menjalankan program kehamilan dengan bemomio. Saya tidak ingin berekspektasi terlalu tinggi, karena niat kami dari awal memang untuk memperbaiki Kesehatan dan jika bisa punya anak itu adalah sebagai bonus, ya bonus yang luar biasa besar dan akan sangat berharga.

Selama tiga bulan saya menjalani diet sambil rutin meminum madu bemomio, berat saya sudah turun dari 93 menjadi 78 kg. Saya menurunkan intensitas olahraga karena saya merasa nyeri di bawah perut setiap kali olahraga.

Dan saya juga menyadari bahwa saya sudah telat menstruasi, suami menyarankan untuk cek kehamilan dengan test pack. Tapi yah saya masih tidak percaya diri, karena sebelumnya juga pernah seperti ini dan bukan karena hamil.

Nyeri terus terasa dan berulang dalam beberapa hari, saya memutuskan untuk membeli testpack untuk coba sedikit berharap.

Setelah itu saya beranikan untuk melakukan tes. Sambil memejamkan mata saya mencelupkan alat tes kemudian ketika saya membuka mata, dua garis merah muncul pada testpack tersebut. Melihat hal itu suami saya terkejut dan sambil berkaca-kaca dia memeluk saya. Hari itu juga kami pergi ke dokter kandungan.

Saya melakukan tes usg transvaginal karena kami ingin benar -- benar memastikan bahwa saya benar hamil atau tidak.

Alhamdulillah saya benar hamil dengan usia kehamilan 3 minggu. PCOS saya juga sudah hilang. Saya senang bukan main rasanya, tidak pernah berharap untuk akhirnya bisa punya anak setelah 6 tahun menunggu. Sungguh beruntung saya dikenalkan dengan Bemomio tepat pada waktunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun