Mohon tunggu...
Muhamad Adib
Muhamad Adib Mohon Tunggu... Buruh - Wong Alas

Jadikan masyarakat desa hutan,nafas Pembangunan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cendrawasih Ayam Cemani, Terima Kasih Perhutani

29 Maret 2020   00:20 Diperbarui: 29 Maret 2020   00:31 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasan pengunduran diri dari PLPS karena saya merasa gagal menjadi pendamping. Banyaknya kelompok yang  harus didampingi (Total KTH 142) tersebar di 3 BKPH yaitu Jatilawan, Kebasen,dan Gunung Slamet Barat dengan kewajiban semua kelompok harus bisa di kunjungi minimal sekali setiap bulan merupakan tanggungjawab yang sangat berat. 

Apalagi dengan honor (Lebih tepatnya transport) yang selama jadi PLPS dari tahun 1994 -- 2000 tetap sebesar Rp. 250.000 (Dua ratus lima puluh ribu rupiah). 

Impian besar menjadi pendamping adalah mampu membuat Kelompok Tani Hutan menjadi kelompok yang benar-benar mampu menerapkan 5 BHP (Bidang Hasil Pokok) yaitu : Organisasi, Administrasi,Permodalan, Usaha Produktif dan Akseptasi (Mengakar) dan memberi manfaat bagi anggota dan masyarakat. 

Dengan mengangkat diri sendiri menjadi GM KTH, saya terobsesi untuk mewujudkan 5 BHP itu pada KTH yang saya kelola. Alhamdulillah selama 6 (enam) tahun menjadi GM tidak bermaksud sombong, mimpi saya terwujud. Bahkan lebih dari apa yang saya bayangkan. 

KTH yang saya kelola tidak hanya mengurus hutan, tetapi juga mengembangkan berbagai program yang di butuhkan masyarakat. Ada program pendidikan (Keaksaraan dan kesetaraan), Usaha Mikro dan Koperasi serta Pemberdayaan Perempuan Desa.

Beberapa capaian selama menjabat sebagai General Manager KTH yang membuat saya bahagia antara lain :

  • Memulai dengan tidak memiliki apa-apa, sampai KTH memiliki tanah milik kelompok seluas 1400 meter di pinggir jalan dan gedung berlantai dua sebagai secretariat sekaligus tempat pendidikan. Memiliki dua unit mobil sebagai kendaraan operasional kelompok dan memfasilitasi kredit 23 (dua puluh tiga) sepeda motor untuk pengurus dan relawan yang uang muka dan 3 angsuran pertama di tanggung oleh kelompok
  • Menyelenggarakan pendidikan Gratis bagi masyarakat dan sudah meluluskan ribuan orang dari Kejar PAket B Setara SMP dan Kejar Paket C Setara SMA
  • Usaha gula Kristal yang di rintis oleh Kelompok sampai saat ini masih terus berkembang bahkan meluas ke beberapa kabupaten dan menjadi produk unggulan Kabupaten Banyumas
  • Menginisiasi pembuatan Peraturan Desa tentang Lembaga Pengelola Hutan Desa sebelum Perhutani menerapkan system PHBB

Tahun 2005, setelah bersama Perhutani menyelenggarakan Jambore LMDH Jawa Tengah Tanggal 15 -- 17 Desember 2004 di Bumi Perkemahan Baturaden.

Pada pertemuan LMDH di Kantor Perhutani Unit I Semarang tanggal 12 Januari 2005, saya di beri amanah oleh teman-teman LMDH Jawa Tengah menjadi Ketua Uum Paguyuban LMDH Jawa Tengah yang di kenal dengan singkatan Gugah Jateng, dengan Motto "Bersama memberdayakan masyarakat, membangun desa dan melestarikan sumberdaya hutan" 

Gugah Jateng bergerak dengan mengusung program "GERAK PESAT WONG ALAS" yang merupakan akronim dari Gerakan Pembangunan Desa Hutan Terpadu bersama Rimbawan dan masyarakat desa hutan. Ada 6 (enam) program yang di kerjakan yaitu :

Mengemban amanah sebagai ketua umum Gugah Jateng sampai dengan tahun 2015, bersama teman-teman yang hebat, dan dukungan dari Rimbawan Perhutani Jateng seperti Pak Yoyok, Pak Haryono Kusumo, Pak Dikky, Pak Warno, Mas Imam Fuji Raharjo, Mbak Kuntum, Mba Ari, dan banyak Administratur, Asper,KRPH dan para mandor di Jateng pada saat itu yang terlalu banyak untuk di sebut satu persatu,  banyak kegiatan dan capaian yang di dapat terutama di bidang Pendidikan bagi masyarakat desa hutan, antara lain :

  1. Gerak Mesra Wong Alas di pilih oleh Kemendikbud Mewakili Indonesia mengikuti International Literacy Price
  2. Mendapatkan Penghargaan Anugerah Aksara dari Mentri Pendidikan tahun 2008 bersama Ketua Tim Penggerak PKK Nasional, Ketua DPP Muslimat NU, Ketua DPP Aisiyah dan Ketua Kowwani
  3. Membebaskan lebih dari 146.000 warga desa hutan buta aksara menjadi melek aksara dengan Gerak Mesra Wong Alas
  4. Meluluskan Lebih dari 20.000 warga desa hutan yang belajar Paket B Setara SMP dan lebih dari 25.000 yang lulus Paket C dan 76 pengurus LMH menjadi Sarjana
  5. Mendirikan Sekolah Kader Desa Brilian pada tahun 2010 untuk mendidik anak-anak LMDH dari keluarga miskin belajar mulai dari Paket C Hingga menjadi Sarjana yang nantinya di harapkan menjadi Manager LMDH di desa masing-masing peserta didik. Sekolah kader Desa Brilian saat ini sedang berproses membangun Asrama dan Sekolah 2 lantai di Desa Babakan Kecamatan karanglewas Banyumas. Mimpi sekolah Kader Desa Brilian adalah setiap tahun bisa memfasilitasi  beasiswa minimal 1 anak setiap KPH untuk kuliah di Perguruan Tinggi sambil tinggal dan belajar di Asrama Sekolah Kader Desa Brilian.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Pada 27 Oktober 2019, pada pertemuan di Rimba Graha Semarang, setelah sehari sebelumnya berdiskusi banyak hal tentang Perhutanan Sosial bersama Senior senior Mas Ananda Artono, Mas Susilo, Mas Daniel, Mas Karuniawan, Mas Henri, mas Joko Adiyanto, Teman-teman LMDH memberi amanah kepada saya untuk menjadi kepala suku Asoiasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan Indonesia (ALMADHINA) Periode 2019 -- 2024. Dengan motto " Wong Alas Lampaui Batas" Almadhina mengembangkan 5 (lima) Program utama yaitu :
  • Pendidikan
  • Pengelolaan Hutan
  • Perlindungan Masyarakat Desa Hutan
  • Ekonomi Digital
  • Kewirausahaan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun