Mohon tunggu...
Muhamad Adib
Muhamad Adib Mohon Tunggu... Buruh - Wong Alas

Jadikan masyarakat desa hutan,nafas Pembangunan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cendrawasih Ayam Cemani, Terima Kasih Perhutani

29 Maret 2020   00:20 Diperbarui: 29 Maret 2020   00:31 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Pengalaman pertama berhubungan dengan Perum Perhutani menjadi cerita yang asyiiik. Saat itu saya baru lulus SMA. Di suatu hari melihat sebuah acara di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang menayangkan acara (Kalau tidak salah) tentang Perhutanan Sosial. 

Saya sangat tertarik melihat tayangan itu. Besok harinya dengan percaya diri saya datang ke KPH Banyumas Timur dengan tujuan menemui Administratur (saat itu Pak Yudono Radiyanto) untuk bertanya tentang tayangan yang saya lihat. 

Nekat ya.... Bukan nekat sih, soalnya saya beberapa kali bertemu (Lebih tepatnya melihat) Adm di kegiatan Pramuka. Ternyata menemui Adm saat itu tidak mudah. 

Saya tiga kali datang dan selalu di bilang oleh petugas Pak Adm nya tidak ada. Akhirnya pada upaya menemui Adm yang ke empat saya mensiasati dengan datang menggunakan seragam Pramuka lengkap (Kebetulan saya pengurus Dewan Kerja Cabang Kabupaten Banyumas dan Ketua Dewan Kerja Ranting Kecamatan Cilongok). 

Begitu sampai di kantor KPH saya langsung bilang kepada karyawan Perhutani bahwa saya mohon ijin mau ketemu Kak Yudhono... Luar biasaa,  saat itu juga langsung bisa ketemu Adm. He he he....Alhamdulillah meskipun datang hanya membawa pertanyaan tentang Perhutanan Sosial yang saya lihat di TPI, Pak Yudono menerima dengan sangat ramah.

Pada tahun 1992, memulai kerjasama untuk yang pertama kalinya dengan Perhutani. Saya bersama temen-temen Karang Taruna RW memborong babad jalur tanaman seluas 10 hektar dengan nilai kontrak saat itu Rp. 40.000 (Empat puluh ribu rupiah per hektar. Uangnya di pakai untuk membuat seragam olah raga Karang Taruna.

Tahun 1993, saya berkesempatan mengikuti pelatihan motivator pelestari hutan lereng gunung Slamet selatan yang di selenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup (LPPSLH) Purwokerto. Salah satu hasil pelatihan adalah saya terpilih sebagai Ketua Jaringan Motivator Pelestari Hutan.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Seperti Dejavu, beberapa tahun sebelumnya saya datang menemui Adm Banyumas Timur untuk bertanya tentang Perhutanan Sosial, pada tahun 1994 saya di beri mandate oleh LPPSLH untuk menjadi Penyuluh Lapangan Perhutanan Sosial di KPH Banyumas Barat menggantikan kawan yang juga dari LPPSLH. 

Saya di tempatkan di BKPH Bokol yang Aspernya saat itu Bapak Warso Prayogo. Supervisor Lapangan (Suplap) Pak Widayat kemudian di ganti oleh Pak Yan Efran. Tahun 1996 saya mendampingi Perhutanan Sosial di KPH Kedu Selatan dan di tempatkan di BKPH Gombong Utara. Ketemu lagi dengan Warso Prayogo sebagai Asper dan Pak Widayat sebagai Suplap.

Tahun 1997 sampai dengan desember 2000, saya melakukan tugas sebagai PLPS di KPH Banyumas Timur bertemu dengan Bapak Edy Djanad sebagai Adm yang kemudian di ganti oleh Bapak hasan Pamuji. Suplapnya Pak Machtub Hidayatullah yang kemudian di ganti oleh Pak Alex.

Tahun 2001 saya mengundurkan diri dari PLPS kembali ke desa dan mengangkat diri sendiri menjadi General Manager Kelompok Tani Hutan Argowilis. Kelompok Tani Hutan yang saya bentuk tahun 1999 saat menjadi PLPS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun