Empat tahun yang lalu, tepatnya pada 3  april 2016, 80 kepala keluarga di dua  kampong terpencil merasakan kebahagiaan yang tak terkira saat 2 (dua) buah Jembatan yang menghubunkan kampong Kubangan Desa Sokawera dan kampong Rinjing Desa Gununglurah Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, di resmikan oleh Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein. 1 (satu) jembatan panjang 7 meter melintasi kali kecil dan 1 lagi sepanjang 15 meter melintasi sungai mengaji.  Kedua jembatan itu di beri nama Jembatan ASA yang di bangun oleh para relawan dengan dana dari pemirsa SCTV.
Kebahagiaan warga kampong sepertinya akan segera  hadir kembali dengan hadirnya asa baru di jembatan Asa. Sekelompok warga desa dari komunitas forum silaturrahmi (FORSA) Desa Sokawera Kecamatan Cilongok sedang menginisiasi menjadikan kawasan jembatan Asa menjadi salah satu destinasi wisata baru di lereng Gunung Slamet dengan nama LEMBAH ASA atau Lembah Harapan. Komunitas Forsa dengan slogan "For Better Life" yang di pimpin oleh mas Khafid dan mas Heri bersama puluhan anggotanya dengan semangat kerelewanan dan gotong royong mulai memberikan sentuhan kreatif dan inovatif.
Di atas sungai Mengaji di bangun  sebuah gubug berukuran 5 x 7 meter dengan nama "Gubug Silaturrahmi" yang memiliki banyak fungsi antara lain :
- Tempat untuk belajar dan menemukan solusi mengatasi berbagai permasalahan yang di hadapi
- Tempat untuk bertemu, membangun hubungan baik antar warga, antara warga dengan Pemerintah melalui forum "Juguran Manfaat" setiap hari Jumat Kliwon sore.
- Bagi anak-anak muda dan atau komunitas (Pelajar, Pramuka, Mahasiswa) gubug silaturrahmi sangat cocok menjadi tempat untuk kegiatan juga  tempat buat nge camp
- Untuk keluarga yang ingin santai dan menikmati kebersamaan, bisa masak bareng dengan cara tradisional menggunakan tungku batu dan kayu bakar
- Tempat untuk mengobati kerinduan dengan menikmati nikmatnya makanan yang paling tidak nikmat di masa lalu. Ada menu kulliner namanya "Sega Santri" yaitu nasi yang di masak dengan menggunakan periuk ditambah daun singkong dan gesek (ikan asin) yang dimasak bersamaan di tambah dengan sambel cabe garam plus rempeyek.
Sentuhan kedua adalah membuat pancuran alami dari batang-batang bambu sebagai tempat untuk mandi dan bermain air atau dalam istilah kampong di sebut "Padus dusan". Bermain air di tempat ini di jamin kebersihannya. Karena air yang di pakai adalah air alam yang masih sangat bersih  dan jernih karena terletak di hulu sungai. Bahkan airnya sangat aman dan sehat  untuk di minum.
Lembah Asa kedepan juga akan menjadi tempat  bagi warga untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi produktif kewirausahaan social seperti, Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Kelompok Ternak Madu Klanceng,Kelompok Ternak Marmut, Kelompok pembudidaya ikan, kelompok Pembudidaya Lalat Tentara Hitam, juga kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
1. Dari arah AJibarang menuju Purwokerto di pertigaan masjid besar Pernasidi ambil arah kiri melalui desa Panembangan, Desa Rancamaya lalu masuk desa Gunung lurah. Dari desa Gununglurah menuju lokasi Lembah Asa jaraknya sekitar 2 km.
2. Dari arah Purwokerto menuju Ajibarang di pertigaan Ketapang ambil kanan masuk desa Jipang, Babakan, Sunyalangu, Sokawera lalu Gununglurah.
Jarak Lembah Asa dari Stasiun Purwokerto hanya 11 km dapat menggunakan mobil pribadi tetapi lebih asyiik menggunakan sepeda atau sepeda motor.
Bagi yang ingin berkunjung dapat menghubungi Mas Khafid (08232281xxxx) Mas Heri (08574104xxxx)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H