Kadang aku merasa aneh dan kasihan, tapi jahat sekali mereka menilai tanpa melihat sisi aku memandang dirinya. Aku ini seorang perempuan, kini juga seorang Ibu, tapi kenapa aku juga melahirkan sosok yang sama dengan suamiku.Â
Hanya saja dia perempuan. Kekerasannya lewat kata-kata. Aku tak bisa menghentikan. Tidak layak dia mendapatkan penolakan seperti yang kamu lakukan pada suami, karena dia suka puisi, karena dia tidak menurut ? Beragam pertanyaan terus bermunculan dalam heningku.
 Suara ketikan terdengar, kicau burung menyambut, anak perempuanku sebentar lagi pulang sekolah. Aku melihat ponsel, suamiku sudah berkirim pesan.
 "Aku sudah bangun, siap menjemput Dara. Kenapa pensil alismu masih utuh?"
 Pertanyaan tentang pensil alis. Itu menyebalkan. Membawa pada kenangan tepat di mana ibuku marah karena aku menggambar alisku, begitu cantik menurutku. Kini, semua menjadi ketakutan, kejam setelah hal baik datang juga tak bisa hilang. Apa yang berbicara dari pensil alis itu ? Apa yang bisa diperbuat dari perempuan yang membenci alis sepertiku ini.Â
Dia selalu bilang. Alis bisa menjelaskan kepribadian seseorang. Aku tidak percaya. Ibuku dulu selalu melarang aku memakai alat kosmetik berlebihan. Kulirik angka di ponsel. Sebentar lagi ada presentasi. Tampil cantik jadi semacam kebutuhan. Ini bagian yang paling aku benci.
 "Bu, jangan cerita ke yang lain ya. Aku mau pinjam pensil alisnya," ujar seorang pegawai muda menuju mejaku.
 Masih dalam keadaan gemetar, aku menyerahkan pensil alis. Kuucapkan kata yang hanya dalam batinku. Aku berusaha menutupinya dengan senyuman.
 "Betapa beruntungnya, kamu bisa memakai pensil alis itu. Aku selalu seperti penjahat yang ketakutan ketika melihat pensil alis. Itu harus aku hilangkan. Ketika melihat pensil alis, aku takut melihat kemarahan besar. Kemarahan yang membuat aku memiliki beberapa luka lebam di pundakku, bahkan suamiku saja tidak tahu," ungkapku dalam hati.
 Tepat ketika aku berkeluarga, aku tak mau menyentuh pensil alis. Begitu juga aku didik anakku, bahkan tanpa memberikan penjelasan dan pengertian. Begitu aku benci pensil alis. Kalau aku jelaskan, hanya kekangan dan kesesakan yang teringat.
 "Bu, boleh tidak aku pinjam ?" Ungkapan itu menyadarkanku dari lamunanku.