Dalam Percikan Mungkin
Perlukuan
Kita rentan bukan pancaran kekuatan pada akar
Mendamba daun jatuh tertiup angin yang hinggap pada rambutmu
Dirimu melirik pada bunga dengan simpul senyum kelopaknya
ragu kupu-kupu mendekat perlahan
mempercayakan hinggap pada harap
Sayangnya, kita sama mengerti secara perlahan
bahwa ingin dan mungkin berbeda dengan menghabiskan kenyataan
kelopak bunga bisa saja gugur, tapi tidak pada senyumanmu
sebuah harapan dalam kepingan anugerah
Mungkin aku akan berdiri lebih lama dalam hujan
dingin sambil membiarkan pipiku dipakai berkejaran air mata
lalu dirimu memintaku berteduh
Ada teh hangat kesukaanku ?
Tanyaku dalam mungkin, percik harapan menjadi langkah mendekatimu
hingga waktu beralih menjadi kenangan
harum teh hangat tiba, dalam kepulan angan yang tak menjadi kenyataan
Mungkin saja itu menjadi takdir kita
Sebelum pejam dan senyuman dalam kenangan
28.05.2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI