Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Percikan Mungkin

28 Mei 2024   19:55 Diperbarui: 28 Mei 2024   20:03 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam Percikan Mungkin

Perlukuan

Kita rentan bukan pancaran kekuatan pada akar

Mendamba daun jatuh tertiup angin yang hinggap pada rambutmu

Dirimu melirik pada bunga dengan simpul senyum kelopaknya

ragu kupu-kupu mendekat perlahan

mempercayakan hinggap pada harap

Sayangnya, kita sama mengerti secara perlahan

bahwa ingin dan mungkin berbeda dengan menghabiskan kenyataan

kelopak bunga bisa saja gugur, tapi tidak pada senyumanmu

sebuah harapan dalam kepingan anugerah

Mungkin aku akan berdiri lebih lama dalam hujan

dingin sambil membiarkan pipiku dipakai berkejaran air mata

lalu dirimu memintaku berteduh

Ada teh hangat kesukaanku ?

Tanyaku dalam mungkin, percik harapan menjadi langkah mendekatimu

hingga waktu beralih menjadi kenangan

harum teh hangat tiba, dalam kepulan angan yang tak menjadi kenyataan

Mungkin saja itu menjadi takdir kita

Sebelum pejam dan senyuman dalam kenangan

28.05.2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun