Sarapan
Cerpen Yudha Adi Putra
08/09/2023
08.26
"Aduh. Badanku sakit semua. Aku mau bangun untuk mencari sarapan!" ujar Budi
Pagi itu, di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan yang indah, tinggal seorang anak kecil bernama Budi. Budi adalah anak yang suka dengan hewan, terutama burung-burung yang sering datang ke halaman rumahnya. Budi juga punya beberapa burung yang dipeliharanya di dalam sangkar. Setiap pagi, Budi selalu memberi makan burung-burung itu dengan suka cita.
Hari itu, Budi bangun lebih awal dari biasanya. Dia bersemangat untuk memberi makan burung-burungnya. Ia membawa sekantong biji-biji jagung dan beras yang telah ibunya siapkan sebelumnya. Dengan gembira, Budi berseru, "Selamat pagi, teman-teman burung! Hari ini aku punya makanan enak untuk kalian!"
Budi menaburkan biji-biji jagung dan beras di lantai halaman rumahnya. Burung-burung kecil pun segera datang berbondong-bondong. Mereka terlihat sangat bahagia saat makan bersama-sama. Budi tersenyum lebar melihat mereka.
Namun, tiba-tiba Budi teringat bahwa dia belum sarapan. Dia merasa lapar dan memutuskan untuk pergi ke warung di desa untuk membeli nasi goreng favoritnya. "Tunggu sebentar, teman-teman burung! Aku akan segera kembali," ucap Budi sambil berlari menuju warung.
Di warung, Budi bertemu dengan Pak Jono, pemilik warung yang ramah. "Selamat pagi, Budi. Nasi goreng seperti biasa, ya?" tanya Pak Jono.
Budi mengangguk dengan riang, "Ya, Pak Jono. Nasi goreng kesukaan saya, tolong!"
Sementara Budi menunggu nasi gorengnya, dia terlibat dalam percakapan dengan beberapa warga desa yang sedang duduk di warung. Mereka bercerita tentang kabar terbaru dan tertawa bersama. Budi merasa senang bisa bersosialisasi dengan orang-orang dewasa di desanya.
Namun, setelah berjam-jam berbicara dan tertawa, Budi teringat akan burung-burungnya yang masih menunggu makan di rumah. Dia buru-buru membayar nasi gorengnya dan berkata kepada Pak Jono, "Terima kasih, Pak Jono! Saya harus pulang sekarang, burung-burung saya pasti sangat lapar."
Budi kembali berlari menuju rumahnya, namun ketika dia sampai di halaman rumah, dia terkejut. Burung-burungnya telah hilang! Lantainya yang sebelumnya dipenuhi oleh burung-burung kini kosong. Budi sangat khawatir dan bingung. Dia mulai mencari-cari burung-burungnya ke sekitar halaman rumah.
Tiba-tiba, dia mendengar suara cekikikan dari atas pohon di dekatnya. Dia melihat ke atas dan terkejut melihat burung-burungnya berkumpul di pohon tersebut. Mereka tampaknya sedang bersenang-senang dan bermain-main di sana.
Budi tertawa gembira melihat burung-burungnya bahagia. "Kalian itu nakal sekali! Ternyata kalian suka naik pohon juga, ya?" ucapnya dengan senyum lebar.
Burung-burung itu menjawab dengan cekikikan dan berkicau riang. Budi akhirnya merasa lega dan bahagia melihat burung-burungnya senang. Dia tahu bahwa mereka hanya ingin bermain sebentar sebelum kembali makan.
Dari hari itu, Budi selalu memberi makan burung-burungnya dengan senang hati, dan dia juga belajar untuk tidak terlalu khawatir jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Kehidupan di desa kecilnya selalu penuh dengan keceriaan, tawa, dan kejutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H