Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Alasan Pendoa

23 Juli 2023   13:25 Diperbarui: 23 Juli 2023   13:29 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau kita terbang dan bertindak seperti yang biasa diceritakan di kitab suci, nanti pendoa itu tahu. Itu bahaya, bisa jadi malah mereka menjadi munafik," ujar salah satu malaikat.

"Benar juga. Kita akan melakukan penyamaran ini. Kalau berhasil, kita akan mendapatkan tugas baik. Tentu untuk meyakinkan Tuhan. Kalau saja, setiap doa manusia yang menjadi pendoa itu sesuai dengan apa yang mereka kerjakan,"

"Kalau tidak sesuai bagaimana?" tanya malaikat yang diam dari tadi.

"Itu menjadi tugas kita. Semoga kita semakin teliti dalam menyelidiki. Memangnya, kalau berkumpul menjadi pendoa itu benar dalam doa saja atau dengan tindakan. Itu tugas kita, jadi harus bisa membedakan pendoa yang munafik dan tidak," ujar pemimpin para malaikat.

"Benar juga, itu tampak menjadi tugas yang sulit,"

"Kita pasti bisa," ujar pemimpin.

***

Sudah hampir seminggu para malaikat berada di sekitar pendoa. Mereka menjadi tanaman. Semacam rumput liar di dekat taman doa. Tapi, tidak pernah diurus oleh pendoa. Hanya asyik merapalkan doa. Tidak mempedulikan kondisi lingkungannya. Hal yang membuat malaikat itu risih adalah adanya sampah. Sampah di dekat tumbuhan tidak dipedulikan. Itu menjengkelkan, satu malaikat mulai yakin kalau mereka yang pendoa hanya berdoa saja. Mereka tidak membersihkan lingkungan.
"Tempat ini kotor sekali. Kenapa tidak dibersihkan?" tanya pendoa yang pertama kali datang ke taman doa.

"Nanti ada petugas yang membersihkan. Hari ini katanya sedang sakit," ujar pendoa yang lain.

Malaikat mencatat percakapan mereka. Mendapatkan sedikit kesimpulan. Pendoa tak peduli dengan apa yang menjadi kebersihan. Seolah, kalau sudah ada petugas kebersihan urusan menjadi selesai.

Tuhan tersenyum melihat kinerja malaikat. Apa yang tampak, ternyata kalau dilihat dengan jelas. Itu tidak sesuai dengan kenyataan. Memang benar, dalamnya lautan bisa diukur, tapi dalamnya hati manusia tidak ada yang mengerti. Itu baru tampak dalam percakapan, belum dalam pikiran dan perkataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun