Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Peluit Anwar

19 Juli 2023   09:57 Diperbarui: 19 Juli 2023   10:30 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kawan Anwar yang membantu. Anwar diam saja. Seolah, tak peduli dengan keramaian di sekitarnya.

"Anwar. Ayo tiup peluitmu. Mereka membutuhkan kita!" teriak salah seorang kawan Anwar.

Kerja dari siang sampai sore membuat Anwar lelah. Ia merencanakan istirahat sebentar, tapi teriakan dan permintaan tolong terus berdatangan.

"Aku kelelahan menjalani semua ini!" gumam Anwar sambil memegang peluitnya. Sekuat tenaga, dia tiup peluit itu. Menjadi terdengar peluit panjang hingga Anwar terjatuh.

Kerumunan mulai datang. Mereka ingin membantu Anwar, tapi itu malah menambah kemacetan jalanan. Simpang jalan dipenuhi dengan kendaraan yang diparkiran.

"Kenapa relawan itu?" Apa dia pingsan?" ujar seorang yang membawa helm warna merah.

"Mungkin kelelahan setelah seharian kepanasan di jalan ini," kata Ibu dengan anak yang digandengnya.

Hingga ambulan datang, banyak orang terus berdatangan.Tak ada yang mengira, Anwar meninggal dengan tiupan peluit terakhirnya.

Godean, 18 Juli 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun