Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keinginan Pagi

25 Juni 2023   07:42 Diperbarui: 25 Juni 2023   07:50 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Orang bisa datang ke mimpi orang lain itu membawa tujuan. Bentuk dan makna yang diperjuangkan adalah harapan beserta tindakan. Kisah yang baik adalah kisah yang selesai. Air putih enak diminum dengan beberapa kawan. Ada obat yang menjadi tawaran dalam setiap perjumpaan. Rasa sepi itu bisa menjelma menjadi kicauan burung. Tidak semuanya sempat untuk bekerja dengan baik. Ada saja kepentingan untuk terus mempekerjakan," ujar Handoko.

Kini, malam akan segera tiba dengan keinginannya. Doa malam dinaikkan bersama beberapa tulisan. Tentu untuk bisa sidang di bulan Agustus. Menuai banyak harapan bersama dosen pembimbing. Lebih lanjut, setiap hari bisa memberikan kepentingan beragam.

Lama waktu untuk menanti akan terganti dengan cepat. Pergantian itu membawa perubahan yang mendasar. Tidak hanya pada mengolah diri. Ada gerakan yang merepotkan jika harus terus berulang. Kesepian mungkin menjadi tujuan sekaligus kawan perjalanan dari kebebasan.

Tanaman padi merasakan seperti itu. Bersama pagi, keinginan pagi adalah burung berkicau. Tanpa rasa sesal dalam diri pada setiap harapan bermunculan. Ada banyak informasi bisa diterima. Tapi, tidak semua merupakan olahan. Mentah dengan perjuangan masing-masing.

Tentang pagi, awali dengan doa. Mengumpulkan tenaga untuk harapan di masa mendatang. Perasaan bisa saja bermunculan berbeda. Tidak hanya untuk merasakan sepi, tapi mencari sarapan dan harapan yang tertunda.

"Sarapan itu penting. Bersama beberapa hal untuk berakhir pekan dengan makan soto memang menyenangkan. Ada bentuk lain dari sarapan yang menjadi keinginan. Lalu, tentang berpikir secara instan itu perlu dilihat kembali," ujar Kenny.

Menatap pasar, ada keinginan untuk membeli soto. Menukar setiap kicau burung dengan percakapan. Tidak ada kepastian tentang harapan. Hanya saja menjadi penting untuk dikerjakan. Bukan pada terwujudnya, tapi menuai setiap langkah dengan sederhana dan pemberian makna.

"Kita bisa melangkah lebih baik lagi. Mempekerjakan setiap potensi untuk berguna," ujar Haryonto.

Pagi jadi penuh harapan. Untuk sarapan.

Godean, 25 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun