Bunga dari Joyontakan
Yudha Adi Putra[1]
Â
perlukuan@gmail.com
Tak mudah menghias gang dengan bunga dan sayuran, tapi Lumayani, Ibu rumah tangga di RW 04 Joyontakan, berhasil menginisiatif penanaman hingga diikuti warga lain. Sulit untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam memanfaatkan lahan kosong di gang menuju rumah-rumah. Lumayani (56) berupaya menyadarkan warga untuk memanfaatkan lahan kosong dengan menanami sayuran, bunga, dan memelihara ikan. Berjuang sendiri, bahkan diragukan suami, Lumayani tetap gigih menanam dan mempersiapkan media tanam. Karena berhasil panen, warga mulai tertarik menolong hingga perlahan punya tabungan tanaman dan peliharaan ikan lele dari lahan kosong sekitar rumah.
Menyadari Kebiasaan
Lumayani sudah mulai menanam sayuran dengan plastik bungkus minyak goreng di depan rumahnya pada 2019. Sebenarnya ia hanya berencana untuk mengisi kegiatan di kala pandemi, tetapi belum mempratikkan hingga lahan kosong gang. Lahan kosong dibiarkan saja, bahkan hingga rumput liar tumbuh subur. Mereka kurang peduli dengan lahan kosong, hanya selokan kecil yang bisa meluap kala banjir. Apalagi belum ada kebiasaan untuk menanam sayuran di halaman rumah, bahkan pinggiran gang.
Sejak akhir 2019, Lumayani mengajak warga lewat grup Whatsappa untuk memanfaatkan lahan kosong di depan rumah mereka. Lumayani mengirimkan foto dan video dari bunga serta sayuran yang ditanamnya. Banyak warga tidak peduli. Bagi Lumayani, yang sehari-hari aktif di kegiatan PKK, menjadi penting untuk menyadari kebiasaan warga dalam memanfaatkan lahan kosong. Mengelola sampah saja tidak cukup, maka dari itu perlu menghijaukan lingkungan dengan tindakan konkret menanam sayuran. Harapannya untuk menghiasi gang yang banyak lahan kosongnya tidak kunjung mendapat dukungan dari warga. Tapi, ia tetap gigih mengumpulkan plastik pembungkus minyak goreng dan tanah yang bercampur dengan kotoran ayam sebagai media tanam.
"Dulu, saya dikira kurang kerjaan. Masa, ada pinggiran gang malah ditanami bunga dan tanaman sayur. Kayak orang nganggur saja. Tapi, tetap saya kerjakan kalau ada waktu luang. Entah pagi, siang, atau malam saya kerjakan. Itu membuat banyak warga melihat dan akhirnya mulai penasaran," tutur Lumayani akhir Mei 2023 di halaman rumahnya yang penuh bunga. Merasa tidak diperhatikan, Lumayani menyadari memang kebiasaan masyarakat untuk menanam masih jarang. Ia tahu, banyak yang lebih suka praktis dengan beli sayuran di pasar. Namu, ironisnya, sayuran yang dibeli malah tidak sehat karena banyak peptisida yang digunakan kala menanamnya.
Peka dengan Relasi Kuasa
Selain berkomitmen serta konsisten pada langkah menanam, Lumayani juga berjuang dengan berkonsultasi bersama Kepala Desa serta Ketua Karang Taruna Joyontakan. Isu lingkungan menjadi urgensi bersama, di mana kebijakan serta pengaruh tokoh masyarakat turut berperan. Kenyataan itu disadari Lumayani, hingga memperkuat keinginannya untuk memperjuangkan gang-gang di Joyontakan bersemi bunga, sayuran, dan lahan kosong bermanfaat untuk memelihara ikan lele. Tanaman pangan dan kedaulatan pangan diupayakan Lumayani dengan menyadari relasi kuasa. Relasi kuasa dan pengaruh, bagi Lumayani berperan dalam mewujudkan gang yang tertata kreatif, asri, dan memiliki nilai ekonomis bagi warga. Tentu, itu semua perlu dikerjakan dengan inisiatif yang konsisten. Mereka yang memiliki pengaruh dalam masyarakat dilibatkan oleh Lumayani, tentu dalam peran dan tindakan beragam.