"Ke arah mana, Mas?" tanya Jarwo sambil membantu Handoko mengarahkan motornya.
Tak ada jawaban. Handoko kebingungan. Di sakunya hanya ada uang seribu, sisa membeli ragi kemarin.
"Ini ya, Mas !" kata Handoko sambil menyerahkan uang seribu.
Menatap dengan sinis, Jarwo seolah tidak terima. Ia menerima uang seribu dengan muka muram.
"Mas, parkirnya itu dua ribu. Bukan seribu," kata Jarwo sedikit membentak.
Handoko ketakutan. Kakinya tak sengaja menyenggol bungkusan tempe di motornya sampai terjatuh.
"Itu apa, Mas ?" tanya Jarwo.
"Tempe, Mas. Belum laku sama sekali, mohon maaf saya baru bisa bayar parkir seribu," ujar Handoko dengan memohon.
Belum sempat Jarwo membalas ucapan Handoko. Ada teriakan istrinya, memanggil Jarwo.
"Mas. Itu pedagang tempenya, aku mau beli semuanya. Nanti bisa dibacem untuk rapat RT juga!" begitu ujar istri Jarwo. Perempuan hamil tua yang pergi ke pasar ditemani adiknya.
Tertunduk malu, Jarwo menghitung tempe yang berjatuhan untuk istrinya. Handoko tersenyum lega. Ada kebaikan tukang parkir.