Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percakapan Seminggu

14 Mei 2023   10:17 Diperbarui: 14 Mei 2023   10:27 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kini, kita akan berjuang untuk harapan yang lebih baik. Selasa berjumpa dengan tawa. Menemani hari untuk terus tersenyum. Membantu perjuangan dalam seminggu. Untuk doa, semua dilakukan," ujar Jarwo mengenang hari Selasa.

Belum sempat beranjak jumpa, Selasa selalu menghadirkan tawa. Hadirnya menorehkan banyak tanya. Tanya tak perlu dijawab. Bertumbuh dalam berbagai harapan. Menjumpai impian seketika untuk hidup. Selasa akan jadi hari kedua, di mana setiap sapa akan menjelma jadi nyata.

"Aku ingin jadi penulis," kenang Jarwo di hari Selasa. Semoga terlaksana.

***

Belum sempat melanjutkan percakapan Rabu, Jarwo memilih untuk jeda. Awalnya, dimulai dengan perjalanan. Menopang kehidupan untuk memilih dan memilah. Doa baik, jeda diperlukan untuk tetap sehat. Perlahan, Jarwo melangkah menuju sangkar burung. Membunyikan senyuman.

"Kelak kita akan berjuang bersama. Bernyanyi untuk hari dengan perjuangan. Tapi, pagi ini aku harus kembali membaca. Menemukan makna pada setiap perpisahan. Untuk itu, tersenyum menjadi perlu," perjuangan Jarwo dalam kata.

"Semoga harapan untuk menjemput cinta itu menjadi nyata. Bersama banyak mimpi lainnya. Jam berganti dengan cepat. Ini saat untuk menuai harapan, perlahan saja. Belum lagi, setiap jumpa akan menjadi pertanyaan yang seru. Kita tidak bisa menyenangkan banyak orang, semua orang tidak bisa ?"

Pernyataan itu menolong Jarwo. Mencintai hidup dengan penuh pertanyaan. Memuai pada senyuman.

"Kelak, suatu saat nanti hidup menjadi lebih baik lagi. Berteman dengan harapan yang nyata. Menulis bersama impian. Meski banyak menyepelekan, tetap saja. Perjuangan untuk mengubah nasib menantang rasi bintang itu diperlukan. Garis tangan yang sudah dipastikan itu tidak benar. Garis tangan perlu diubah," kelakar Jarwo dalam kebimbangan.

***

Pertanyaan diterima Jarwo dengan senang. Menimba banyak ilmu dari bertanya. Membuat duka terasa abadi. Kini, setiap kebanggaan akan hidup bertambah. Langkah terasa, nyaris tidak berdaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun