Korek menjadi teman Jarwo, teman mengusir nyamuk, bahkan menjadi upaya merawat pertemanan. Hampir setiap bertemu teman membawa rokok, Jarwo memastikan koreknya tidak tertukar. Korek yang dibawa Jarwo diberi nama.
"Ini milik Jarwo. Jangan sampai tertukar," tulis Jarwo di korek kesayangannya. Meski begitu, bukan tidak mungkin korek Jarwo tertukar. Kalau sudah tertukar, Jarwo berusaha membeli kembali. Tidak mau mengatakan pada teman yang membawa. Takut tidak jadi harapan.
"Hanya korek, Jar. Kita bisa membelinya lagi, tapi kalau pertemanan. Mungkin saja, koreknya kembali tapi tidak dengan pertemanan. Bukankah itu juga cukup rumit ya, Jar ?" tanya Handoko. Pertanyaan itu mengandung unsur nasihat. Hanya saja, Jarwo menganggap lalu begitu saja. Jarwo baru menyadari, kalau ucapan Handoko itu ada benarnya.
***
Malam tiba kembali, Jarwo kebingungan mencari korek. Kini, memang obat nyamuk sudah dibeli. Siap digunakan, bahkan mungkin bisa membasmi nyamuk di kamar Jarwo.
"Kalau di saat seperti ini korek malah hilang, tentu yang rugi aku. Rasanya kesal, mau menggunakan barang milik sendiri malah tidak ada," ujar Jarwo sambil berkeliling.
Tak lama, ada orang mengetuk pintu. Itu Haryo, teman lama Jarwo. Haryo membawa kue dan makanan kesukaan Jarwo, ayam kremes. Meski sudah jam sepuluh malam, Jarwo tetap membuka pintu. Senang rasanya, bertemu teman lama.
"Aku sedang mencari korek tadi, Har. Korekku hilang, padahal aku memerlukannya untuk menyalakan obat nyamuk. Kalau malam, di sini banyak sekali nyamuknya," keluh Jarwo pada kawan lamanya itu.
"Pakai punyaku saja, aku ada banyak. Ini aku kasih dua buat kamu, Jar. Sekalin buat jaga-jaga kalau nanti pas bertemu kawan dan merokok bersama jadi hilang atau tertukar," ujar Haryo sambil mengulurkan korek dan pamitan.
Mereka lalu tertawa bersama, Jarwo jadi ingat kalau koreknya dibawa Handoko siang tadi.
Godean, 27 April 2023