Cerpen Yudha Adi Putra
Nyamuk dirasa menyebalkan bagi Jarwo. Kala malam menjelang tidur, nyamuk berdenging di sekitar telinga. Menyuarakan kalau dirinya ada. Pasti mencari makan, darah segar Jarwo jadi incaran. Untuk mengantisipasi, Jarwo hanya membetulkan selimut. Memastikan semua bagian tubuh tertutup.
"Kalau begini caranya, aku jadi tidak bisa tidur. Kaki sudah mulai gatal. Telinga berisik denging nyamuk," keluh Jarwo menjelang jam dua pagi.
Berusaha bangun dan melawan kantuk, Jarwo mencari obat nyamuk. Tidak ada obat nyamuk di rumah. Hanya dengan membakar plastik, Jarwo berharap bisa mengusir nyamuk.
"Tempat ini mungkin mulai berkembang biak nyamuk. Banyak sekali bermunculan, menjelang musim hujan nyamuk jadi banyak dan menyebalkan !" ujar Jarwo sambil kembali ke kasur kesayangannya.
Pagi perlahan tiba, Jarwo tertidur bukan hanya karena kantuk, tapi frustrasi dengan nyamuk yang berdenging di telinganya. Nyamuk itu baru hilang ketika siang, waktu membakar sampah menjadi momen paling tepat mengusir mereka. Namun, siang ini Jarwo ada kuliah. Tentu saja, dia tidak bisa membakar sampah. Sekedar memastikan rumah berkurang nyamuknya, Jarwo berencana membeli obat nyamuk. Obat bakar yang bisa memunculkan asap, pasti tidak disukai nyamuk.
"Mungkin, nanti setelah membeli obat nyamuk. Aku memerlukan cairan pembersih juga, lantai rumah kotor sekali. Banyak barang menjadi berdebu, tidak bisa dibersihkan hanya dengan lap air saja," ujar Jarwo ketika berjalan mendekati warung.
***
Ada satu benda kecil yang harus ada di rumah. Mungkin, benda ini sering bersama dengan perokok. Kalau ada yang ulang tahun, benda ini selalu dicari. Bukan untuk kado atau untuk membuat kejutan, hanya untuk menyalakan lilin. Benar, benda tersebut adalah korek. Sudah dua hari, Jarwo kehilangan korek kesayangannya. Korek yang dibeli ketika berjalan di pasar, kini sudah tidak ada. Padahal, hampir tiap hari Jarwo memerlukannya.
"Kompor di rumah itu sudah khusus perlakuannya, tidak bisa langsung dinyalakan dengan pemantiknya. Untuk menyalakan kompor di rumah, pertama harus punya korek. Korek itu untuk menyalakan lilin atau sebatang lidi, nanti itu dipakai untuk menyalakan kompor. Agak berbahaya sebenarnya, tapi itu bukan masalah kalau punya mental baja," ujar Jarwo pada Handoko ketika ditanya tentang korek.
Korek menjadi teman Jarwo, teman mengusir nyamuk, bahkan menjadi upaya merawat pertemanan. Hampir setiap bertemu teman membawa rokok, Jarwo memastikan koreknya tidak tertukar. Korek yang dibawa Jarwo diberi nama.
"Ini milik Jarwo. Jangan sampai tertukar," tulis Jarwo di korek kesayangannya. Meski begitu, bukan tidak mungkin korek Jarwo tertukar. Kalau sudah tertukar, Jarwo berusaha membeli kembali. Tidak mau mengatakan pada teman yang membawa. Takut tidak jadi harapan.
"Hanya korek, Jar. Kita bisa membelinya lagi, tapi kalau pertemanan. Mungkin saja, koreknya kembali tapi tidak dengan pertemanan. Bukankah itu juga cukup rumit ya, Jar ?" tanya Handoko. Pertanyaan itu mengandung unsur nasihat. Hanya saja, Jarwo menganggap lalu begitu saja. Jarwo baru menyadari, kalau ucapan Handoko itu ada benarnya.
***
Malam tiba kembali, Jarwo kebingungan mencari korek. Kini, memang obat nyamuk sudah dibeli. Siap digunakan, bahkan mungkin bisa membasmi nyamuk di kamar Jarwo.
"Kalau di saat seperti ini korek malah hilang, tentu yang rugi aku. Rasanya kesal, mau menggunakan barang milik sendiri malah tidak ada," ujar Jarwo sambil berkeliling.
Tak lama, ada orang mengetuk pintu. Itu Haryo, teman lama Jarwo. Haryo membawa kue dan makanan kesukaan Jarwo, ayam kremes. Meski sudah jam sepuluh malam, Jarwo tetap membuka pintu. Senang rasanya, bertemu teman lama.
"Aku sedang mencari korek tadi, Har. Korekku hilang, padahal aku memerlukannya untuk menyalakan obat nyamuk. Kalau malam, di sini banyak sekali nyamuknya," keluh Jarwo pada kawan lamanya itu.
"Pakai punyaku saja, aku ada banyak. Ini aku kasih dua buat kamu, Jar. Sekalin buat jaga-jaga kalau nanti pas bertemu kawan dan merokok bersama jadi hilang atau tertukar," ujar Haryo sambil mengulurkan korek dan pamitan.
Mereka lalu tertawa bersama, Jarwo jadi ingat kalau koreknya dibawa Handoko siang tadi.
Godean, 27 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H