Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mandi Burung Sauna

22 April 2023   09:30 Diperbarui: 22 April 2023   09:28 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetap saja, mereka tidak jadi melanjutkan tentang terapi penjinakkan burung.

***

Beberapa hari setelah kebakaran, Jarwo membeli burung lagi. Kali ini, pleci jenis monty menjadi incaran. Selain harganya murah, tubuhnya lebih besar. Pasti, suara yang dihasilkan lebih keras.

"Kita akan mencari dan berburu pleci monty, tapi aku sendiri tidak tahu di mana penjual pleci monty itu berada. Mungkin, nanti akan dicari di tempat -- tempat penjual burung. Pasti di sana ada informasi. Kalau harganya mahal, tunda dulu. Kita banyak kebutuhan hidup, tidak hanya burung pleci monty saja," ujar Jarwo menimbang persoalan yang dihadapi. Perasaan tidak menentu menyelimuti.

Pagi menjadi siang, siang jadi malam. Jarwo tetap saja kebingungan. Bukan pada apa yang dilakukan, tapi bagaimana menjinakkan burung peliharaannya. Ia lalu teringat dengan Handoko.

"Aku sebenarnya tidak setuju dengan cara ini. Tapi, lebih baik akan aku praktekkan saja di tempatmu. Kalau kemarin, malah tidak jadi," ujar Handoko ketika Jarwo telpon dan bertanya tentang penjinakan.

***

Handoko datang membawa semua bahan penjinakkan. Mungkin, bahan dan alat itu bermanfaat serta mudah ditemukan.
"Mandikan burungnya, lalu keluarkan tempat makan dan minum. Kalau semua sudah basah, beri kerodong yang dibasahi air. Itu akan menjinakkan ketika dijemur sinar matahari yang panas. Ada embun di sana, pasti bermanfaat untuk kesehatan burung," jelas Handoko sambil menurunkan sangkar burung dari sepeda motornya.

Tidak lama, terdengar kicau burung bersahut-sahutan. Jarwo senang mendengar suara itu, tapi Jarwo tetap saja ragu. Apa bisa, burungnya menjadi jinak. Tadi pagi, Jarwo sudah memberi makan. Kini, mereka menuju sangkar burung milik Jarwo.

"Burungmu tidak ada, Jar," kata Handoko.

Jarwo panik, ia ingat. Tadi ketika memberi makan, lupa menutup pintunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun