Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjadi Burung Prenjak

4 April 2023   05:40 Diperbarui: 4 April 2023   05:53 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah hanyut dalam tulisan skripsi, Jarwo tertidur. Ia kelelahan menuliskan kata demi kata. Belum lagi, ketika kutipan tidak sesuai rujukan. Mencari data terbaru, semua melelahkan. Tapi, ada bayangan burung prenjak dalam hatinya. Burung yang ketika berkicau disebut penanda kedatangan tamu, setidaknya menurut orang Jawa.

Jarwo terbangun ketika pagi. Badannya terasa sakit semua, mungkin karena terlalu lama duduk, pikirnya. Tapi, ternyata tubuhnya kini memiliki sayap. Jarwo juga punya paruh runcing sebagaimana burung prenjak. Ketika mengeluh, ternyata hanya keluar suara "tirr.. tirrr.. tir, prenjak.. prenjak !" dan kini Jarwo tahu. Suara burung prenjak berasal dari keluhannya, keluhan kehilangan. Makanya, ketika bertemu prenjak lain, ada pertarungan. Mereka saling beradu berbunyi, tak jarang memantuk untuk mengalahkan lawan.

Selanjutnya, Jarwo mengamati sekeliling. Ia terbang menuju pohon. Tak ada lagi tangan untuk mengetik skripsi, kini Jarwo terlupa. Hari-hari digunakan untuk menjelajah. Mengeluh dari tempat satu ke tempat lain. Ternyata, sekarang Jarwo menikmati jadi burung prenjak.

"Apakah ini bukan mimpi ? Betapa senangnya aku jadi burung prenjak. Nanti pasti ada banyak makanan," ujar Jarwo

Lelaki tua memberi Jarwo serangga kecil, kroto, dan minuman. Seperti air kelapa, minuman itu terasa segar bagi Jarwo yang sudah berubah wujud menjadi prenjak.

"Dulu, waktu aku jadi manusia. Makanan burung seperti itu, aku tak pernah belikan. Hanya makan konsentrat saja burungku. Sekarang aku menikmati betapa enaknya !" kata Jarwo setelah selesai makan di atas rumah seorang lelaki tua.

Setelah kenyang, Jarwo menuju dahan pohon. Mencari kubangan air untuk mandi. Dari kejauhan, Jarwo melihat lelaki tua tadi justru mengeluh.

"Sudah aku beri umpan, tetap saja burung prenjak itu malah kabur. Tidak kena !" ujar lelaki tua sambil memberi tahu tetangganya. Ada burung prenjak bagus.

Jarwo malah asyik mandi, berkicau, dan menggoda prenjak betina. Hari terasa menyenangkan tanpa tuntutan skripsi.

Hingga pada suatu malam, Jarwo tidur di dekat rumah warga. Ia berharap paginya langsung dapat makanan, tapi malah tertangkap oleh warga.

"Aku dapat burung prenjak !" teriakan itu membuat Jarwo bangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun