Daun Camcao
Mas Yudha merupakan pemilik usaha es camcao. Esnya enak, membuat Mas Yudha terkenal. Banyak orang berdatangan ke Godean. Lebih dari itu, mereka menghabiskan sore untuk minum es camcao. Es camcao Mas Yudha berada di tepi sawah. Pemandangan sawah membuat pembeli betah. Ada petani yang sering membeli es camcao juga. Petani itu mengusulkan pada Mas Yudha.
"Bagaimana kalau tempatmu berjualan ini di samping sawahku saja ? Kebetulan, di sana tanahnya tidak subur. Jadi, bisa digunakan untuk berjualan. Sementara itu, pemandangannya tepat menghadap ke gunung dan dikelilingi sawah. Untuk menuju tempatnya, ada hamparan tanaman padi. Bukankah itu ide bagus ?" ujar petani.
"Iya, Pak. Tapi, saya tidak punya cukup modal untuk menyewa tempat. Saya berjualan di sini saja seperti memutar modal. Itu masih disangka bohong. Banyak orang tahunya saya laris saja. Padahal, banyak sekali yang utang,"
"Saya rencana mau menanam banyak pohon cincau, Pak. Jadi, bisa menghemat pengeluaran. Karena tidak bisa memanen sendiri, saya perlu bantuan orang lain. Apakah Bapak punya ide ? Sekiranya di mana dan siapa yang bisa membantu saya ? Jadi, saya jaga tempat es camcao saja !" lanjut Yudha dengan penuh harapan.
"Kau bisa menanam camcao di pematang sawah, nanti minta ada yang bekerja denganmu. Pemuda di desa ada banyak, mereka buruh tani. Tapi, mereka juga pasti membantu. Belum lagi, kalau boleh menikmati es camcao buatamu. Pasti, banyak pemuda mau bekerja denganmu. Tugasnya hanya memetik camcao bukan ? Atau ada lagi ?" tanya petani.
"Hanya memetik camcao, rencananya juga membantu membuatnya. Tapi, sepertinya aku masih punya cukup waktu,"
***
Kabar tentang lowongan pekerjaan di es camcao Mas Yudha meluas. Penduduk desa mendengar, tokoh desa juga menyarankan.
"Siapa tahu, itu bisa membantu anak-anak kita. Bisa jadi peluang usaha, itu akan baik. Jadi, tidak terjebak dalam pergaulan yang salah !"
"Benar. Pemuda kita punya kesempatan untuk berkarya, mulai dari hal sederhana dulu saja !"
Begitu pembahasan di rapat RW, ketika Pak Haryo memberitahu kalau ada lowongan pekerjaan di es camcao Mas Yudha.
***
Dua orang pemuda dari desa mendaftar, satu bernama Handoko satunya Jarwo. Handoko berbadan besar, hitam, dan selalu siap dimintai bantuan. Beda dengan Handoko, Jarwo tubuhnya kurus, sering sakit-sakitan, bahkan kalau bangun pasti agak siang. Kemungkinan terlambat lebih dialami oleh Jarwo.
"Kalian sudah siap bekerja ? Pekerjaan kalian hanya memanen daun camcao. Panenan itu paling banyak lima ikat. Setelah dipanen, nanti dikumpulkan untuk dibuat camcao. Apakah kalian mengerti ?"
"Untuk bekal kalian, saya memberikan pisau. Ini bermanfaat untuk memotong, bahkan membersihkan daun camcao dari hama !" lanjut Mas Yudha menjelaskan.
Hari pertama bekerja, Jarwo hanya berhasil mendapatkan tiga ikat daun camcao. Sedangkan Handoko, sudah memperoleh sepuluh ikat. Tentu Mas Yudha semakin bersemangat berjualan camcao. Akan tetapi, perhatiannya tertuju pada hasil yang diperoleh Jarwo dan Handoko. Kenapa mereka memperoleh hasil berbeda ?
***
"Saya akan bekerja lebih giat lagi, Mas. Tolong jangan pecat saya, masih banyak tanggungan keluarga saya. Adik saya mau sekolah dan orangtua saya sedang sakit !" pinta Jarwo.
Handoko terdiam. Mas Yudha menganggukkan kepala. Itu menjadi tanda pemberian kesempatan bagi Jarwo. Tentu, ada syaratnya, yakni harus bisa mengumpulkan daun camcao lima ikat.
"Saya sekarang dapat empat ikat, Mas !" ujar Jarwo dengan bersemangat.
"Saya dapat delapan ikat !" kata Handoko.
Mas Yudha bangga dengan pekerjaan dua pemuda itu. Meski Jarwo belum sesuai target, tapi masih diberi kesempatan.
Hari berganti, Jarwo mendapatkan tujuh ikat, sedangkan Handoko malah hanya dapat empat ikat. Itu membuat Mas Yudha penasaran. Kenapa justru Handoko berkurang panenan daun camcaonya.
"Aku harus mencari tahu langsung besok di sawah !"
***
Pagi hari, sebelum Jarwo dan Handoko datang, Mas Yudha sudah ada di sawah. Ia memperhatikan kedua anak buahnya. Pertama kali datang adalah Handoko dan langsung memanen daun camcao. Kedua, Jarwo. Jarwo mengasah pisaunya terlebih dahulu. Tidak langsung memanen, kini Mas Yudha tahu. Kenapa daun camcao panenan Jarwo lebih banyak. Ada usaha untuk mengasah pisau.
Godean, 31 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H