"Tenang. Aku punya cerita soal makanan. Kalian semua sudah makan ?"
Semua menggeleng. Jarwo mengeluarkan sepotong kue. Ada pisau dipakai untuk memotong.
"Dulu, ada lelaki gondrong. Dia mengubah kue menjadi banyak. Awalnya hanya lima potong. Dengan berdoa. Jadi ada banyak kue !"
Jarwo mulai bercerita. Kue yang ada ditangannya diperhatikan penduduk desa. Semua lapar. Semua ingin kue.
"Aku punya dua potong ikan. Apa ini bisa jadi cerita ?"
Seorang anak perempuan mendekat. Dua ikan tangkapannya ditunjukkan pada Jarwo. Dengan senyuman, Jarwo menyambutnya.
"Persis sekali. Dulu, ada penjala ikan. Mereka diharapkan menjadi penjala manusia." sambil bercerita, Jarwo menunjuk jaring burung.
"Apa kami tidak boleh menangkap burung ?"
"Tidak. Biarkan dia bebas. Jadi penangkap manusia saja !"
"Maksudnya ?"
"Tebarkan kebaikan. Tidak menganggu hewan lain. Bukankah burung juga mau bebas ?" ujar Jarwo menatap penangkap burung. Malam semakin gelap, suara hewan malam terdengar. Kunang-kunang perlahan mendekat. Seolah datang membawa cerita masing-masing.
***
Setelah mendengar cerita, paginya penduduk desa berbuat sesuai cerita. Ada perubahan setelah mendengar cerita. Ketika sudah mendengar, tidak akan menjadi orang yang sama lagi. Ada perbedaan.
"Kita tidak boleh berburu sembarangan lagi. Nanti hutan bisa gundul dan hewan tak punya rumah !"
"Tapi, kita perlu makanan"