"Kita kasih nama Gunawan !" kata seorang perempuan. Perempuan yang hamil di luar nikah karena menjadi pekerja seks.
"Nama kuno !" keluh bapaknya. Lebih tepat, suami dari perempuan yang tengah hamil tua itu. Ia tidak tahu, anak siapa sebenarnya yang dikandung istrinya.
"Tapi, apa benar ini anakku ?" penarik becak mulai ragu.
"Saya tinggal dulu !" ujar seorang dokter, tak mau berurusan dengan orang miskin penuh masalah.
Bersama malam, kunang-kunang datang di ruangan rumah sakit itu. Gunawan masih dalam kandungan. Adanya calon anak itu, membuat khawatir penarik becak. Uang dari mana untuk semua biaya persalinan.
"Aku punya tabungan. Dari hasil menjadi kupu-kupu malam !" ujar perempuan.
Penarik becak tadi menjadi tak bersemangat menyambut kelahiran anak itu, bukan karena istrinya menjadi pekerja seks komersiaal. Tapi, dengan apa nanti anak itu hidup. Kalau jantungnya saja lemah. Itu berarti tidak bisa bekerja keras. Menjadi supir becak seperti dirinya.
"Bagaimana kalau kita gugurkan saja !" usulan penarik becak.
"Kau gila. Anak ini menjadi pertobatanku. Setelah melahirkannya, aku tidak akan menjajakan vagina lagi. Aku mau bertobat !"
"Hidup dari mana kita ?"
"Dari cinta. Persis yang kau katakan ketika melamarku dulu !"