Beni menatap Risa. Risa juga membawa lato-lato. Mungkin benar, kalau mainan itu viral. Semua anak-anak seolah memainkan. Beni sudah sangat mahir. Tapi, Tante Susi bilang kalau Risa belum bisa. Lato-lato baru dibelina tadi siang, dalam perjalanan menuju rumah Beni. Itu juga dengan alasan serta tangisan Risa.
        "Begini caranya !" Beni meraih lato-lato. Tangannya seolah peka dengan aba-aba yang dibuatnya sendiri. Tak lama. Suara lato-lato terdengar.
        "Ternyata berisik juga ya !" keluh Tante Susi.
        Ibunya Beni hanya tersenyum. Mereka kembali asyik berbicara. Ibunya Beni mempersilakan Tante Susi untuk masuk ke dapur. Rencananya, mau melihat peralatan masak terbaru. Biasa, bahasan ibu-ibu perumahan. Sebelum Ibunya Beni mulai menunjukkan sebuah panci, ada suara tangis pecah. Tante Susi berlari menuju ruang tamu, nampak darah. Ia berteriak menyebut nama Beni.
***
        Musim lato-lato mulai surut, tapi sudah lama tidak ada di perumahan tempat Beni tinggal. Seolah, sore itu menjadi lato-lato terakhir yang dimainkan. Tidak ada lagi lomba paling lama memainkan lato-lato. Lomba paling keren bergaya saat memainkan lato-lato. Tidak ada lagi. Semua itu seiring dengan peristiwa yang menimpa Risa di rumah Beni. Ketika mereka ditinggalkan oleh orangtuanya, untuk sekedar berbagi cerita di dapur. Tak akan ada lagi suara lato-lato yang dimainkan di perumahan sejak itu, janji Ibunya Beni.
        Sebenarnya, permainan itu amat menyenangkan. Beberapa ahli juga bilang, kalau permainan lato-lato bisa sejenak melepaskan kecanduan bermain gadget. Meski hanya terbuat dari bola pejal yang ditali lalu diayunkan hingga terdengar suara "tek.. tek..tek" sesuai kecepatannya. Tapi, itu menjadi petaka bagi Risa. Tepat ketika mengayunkan pertama kali, talinya lepas. Pejal lato-lato mengenai bola mata Risa. Berdarah dan menjadi saat terakhir ia melihat dengan kedua matanya. Hingga, lato-lato dilarang dimainkan di perumahan itu.
                                                                Galeria Mall, 21 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H