Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penjual Burung yang Tidak Ramah

20 Januari 2023   16:30 Diperbarui: 20 Januari 2023   16:58 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

                Sore hari tiba, Lik Maryo mulai menyapu. Kios tempat berjualan pakan itu bukan miliknya. Anak semata wayang yang sudah mapan memperkerjakannya. Percakapan malam setelah dirinya pulang dari rumah sakit selalu teringat. Ia sangat merindukan adiknya.

                "Bapak jaga kios saja, sekalian terapi. Biar ketemu banyak orang. Nanti kalau di rumah saja, Bapak bisa stress dan kumat lagi !" usul Beno. Anak laki-laki kebanggaan Lik Maryo.

                "Tidak ! Kasihan Bapakmu. Nanti kalau ditipu bagaimana ? Kalau ada penjahat ? Belum lagi, membuka usaha seperti itu butuh banyak modal. Bapakmu sudah menghabiskan banyak uang untuk berobat !" cegah Lik Karyo, adik laki-laki Lik Maryo. Seolah tahu betul, kakaknya lebih baik di rumah saja.

                "Aku senang bertemu banyak orang, tapi lebih senang kalau bisa memelihara burung. Sudahlah, Karyo. Benar anakku, nanti uangnya bisa untuk kontrol. Sekarang, aku bisa merasa lebih sehat. Itu lebih dari cukup. Kalau di rumah, nanti bisa stres," ujar Lik Karyo.

                "Terserah kamu, Mas. Aku sudah bilang ya," kata Lik Karyo. Rokok mulai dinyalakan. Tawa kumpul keluarga mulai terasa. Seperti biasa, seolah pencapaian hidup menjadi topik menyenangkan untuk ditanyakan.

                "Pensiunan guru ternyata sekarang hanya berjualan pakan burung? Kalau ditanya begitu, aku malu, Mas sebenarnya," lanjut Lik Karyo.

                "Tidak apa." Jawab Lik Maryo.

***

                Rumah sakit selalu membawa cerita bagi siapa saja yang pernah berada di dalamnya. Entah itu dokter, pasien, bahkan guru seperti Lik Maryo.

                "Terapi akan dilanjutkan minggu depan ya Pak. Sekarang Bapak bisa pulang terlebih dahulu," ujar dokter Inggar. Dokter muda yang juga senang memelihara burung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun