Dahulu, aku sempat bingung kenapa perempuan harus pergi ke salon, dan mengapa harus ada beragam perawatan aneh itu ? Apalagi waktu yang digunakan bisa berjam-jam dan itu menyebalkan sekali. Tidak ada tempat bagi laki-laki di salon dan kalau ada pasti penuh dengan keluhan. Aku ketika itu tidak bisa menyadarinya. Tapi untungnya, Usi menjelaskan dengan sabar bahwa dalam tempat itu ada ruang harapan dan dambaan.
      "Kita harus terus melanjutkan perawatan, riasan terhadap diri kita juga menjadi bagian dalam prosesi merawat riasan leluhur" kata Usi menyela lamunanku.
      "Rawatan memunculkan banyak kepedulian hingga masa kini, bisa dirasakan banyak pihak, termasuk untuk semesta."
      Malam itu, laparku pada puncaknya. Apalagi, setelah menikmati prosesi masuk salon dan cerita menyebalkan lainnya. Secara spontan, ternyata riasan leluhur memang terjadi dalam salon. Ketepatan memilih salon, akan mempermudah riasan leluhur itu. Roh jahat tak akan menganggu. Usi kemudian mengajak ke warung pecel lele, tepat untuk merawat leluhur. Tapi, dalam riasan berbeda akan harapan hidup sehat.
      Demikianlah, lalapan dan gurihnya lele bakar menjadi pemaknaan akan merawat kelaparan setelah pergi ke salon. Termasuk, riasan leluhur yang akan dirawat dengan pergi ke salon.
                                    Konsisturi GKJ Rewulu, 23 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H