Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Harus Jadi PNS

19 Desember 2022   21:30 Diperbarui: 19 Desember 2022   21:42 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Layung tiba-tiba teringat berita di koran tentang nasib guru honorer. Belum lagi, kasus guru yang dilaporkan oleh orangtua siswa karena melakukan kekerasan dalam pendidikan. Ada banyak berita buruk soal guru, itu menjadi bayang-bayang dalam pikiran Layung.

***

                "Ah, lega. Akhirnya aku selesai mengerjakan tes," ucap Layung sambil beranjak ke luar ruangan tes.

                Suara obrolan di belakang tempat mengerjakan tes tadi membuat hati Layung gelisah. Seorang ibu-ibu paruh baya kesulitan mengerjakan tes dan sepertinya tidak terbiasa dengan komputer.

                "Tulisannya kecil-kecil. Saya sedikit kesulitan membaca soal. Semoga saja lolos dan menjadi PNS. Bagaimana denganmu, Pak ?" kata Ibu dengan jam tangan warna coklat.

                "Aduh, bagaimana nasibku setelah tes seperti ini ya ? Ini sudah puluhan kali aku mencoba. Semoga saja ada rezeki lain, kalau tidak jadi PNS. Nuruti teman, bu. Jadi saya coba lagi," jawab bapak-bapak dengan setelan baju hitam putih.

                Wajah kedua orang paruh baya itu lesu. Mereka meninggalkan ruang ujian tepat setelah Layung keluar. Nampak kekecewaan dalam diri mereka. Kecemasan terlihat jelas, seolah hari esok harus kembali mengajar pagi-pagi dengan bayaran dan tempat yang tak pasti. Maklum, guru honorer tua akan diminta pindah kalau sudah ada lulusan muda dengan prestasi gemilang. Guru honorer yang mengabdi puluhan tahun akan kalah dengan kreatifitas generasi guru digital. Guru dengan kreasi mengajar, tapi kadang menutut fasilitas mengajar yang tak sedikit.

                "Saya bantu bawakan ya, Pak," ucap Layung menawarkan bantuan.

Kedua guru honorer setelah tes CPNS nampak kebingungan. Tas dan bawaan mereka nampak merepotkan. Suasana setelah tes memang penuh ekspresi emosi. Ada perempuan menangis. Ada laki-laki menelpon istrinya, menceritakan kekecewaan dalam menjawab soal tes. Kebanyakan dari mereka basa-basi dan berkenalan. Mumpung bertemu, kalau tidak ada tes CPNS seperti hari ini, bisa saja mereka hanya mengajar.

***

Bu Hesty, nama perempuan itu. Guru honorer pelajaran matematika. Ia mengajar dari SMP ke SMP. Puluhan tahun mengajar, tapi tidak kunjung bisa menjadi PNS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun