"Saya adiknya. Mbak saya sedang sakit. Jadi saya diminta tolong buat antar-antar jamu," jawab penjual jamu.
"Oalah, pesanan saya seperti biasa ya," ujar Suroso sambil mengulurkan tangan dengan beberapa pecahan dua ribuan.
Jamu yang dibelinya itu diletakkan di meja makan. Lalu, Suroso mulai berangkat bekerja karena ia jadwal masuk kerja sore hari.
***
Waktu sampai di tempat kerja, ada telpon dari Pak RT. Pak RT mengabarkan kalau Anugerah, adiknya itu mulutnya berbusa. Katanya, Anugerah sedang dibawa ke rumah sakit. Suroso mulai panik. Entah, kelakuan apa lagi yang dilakukan adiknya itu. Suroso mulai kesal, kali ini dia diperingati oleh bosnya karena mau bolos kerja. Gaji yang akan diterimanya bulan depan tidak akan utuh.
"Mas, yang sabar ya. Mas Suroso hebat. Anugerah itu istimewa. Dia memberi warna dalam hidup Mas Suroso," kata Bu RT pada Suroso ketika sampai rumah sakit.
"Iya, Bu. Ada apa ya, Bu ?" tanya Suroso keheranan.
Belum sempat Bu RT menjawab, ada telpon lagi dari kantor polisi. Suroso ditanya perihal Tukijo dan Sutoyo.
"Apa benar, ini dengan Mas Suroso? Lalu, apa hubungan Mas dengan Tukijo dan Sutoyo," tanya polisi dalam telpon meminta keterangan.
"Iya, benar. Mereka berdua adalah kakak saya. Ada apa ya Pak Polisi?" tanya Suroso.
"Begini, Mas. Kedua saudara Anda terlibat dalam kasus pembunuhan berencana dengan modus menyewa orang untuk mengirimkan jamu. Jadi, sekarang dalam pencarian polisi,"