Cerpenis
        Setiap pekerjaan punya masalah dan kejutan. Maka daya tahan untuk terus bekerja dan belajar perlu kuat. Setiap perjumpaan bisa memberikan kekuatan. Entah bagaimana semesta bekerja, tapi akan ada saja jalan bagi siapa yang mau berusaha. Setidaknya, untuk  menghindari kecewa.
        "Mas, aku ingin beli HP baru. HP teman-temanku bisa untuk mengerjakan tugas. Punyaku hanya bisa untuk menghubungi Ibu ketika hendak menjemput sekolah," keluh Bara, adik kesayangannya Yudha.
        Yudha sedang asyik menulis cerpen jadi terkejut. Suara Bara mendekat, ada permintaan yang harus didengarkan.
        "Mas Yudha selesaikan menulis dulu ya," ujarnya. Ia kemudian melanjutkan mengetik dan membiarkan Bara menunggu di depan kamar.
***
        Saat asyik menulis, ada pesan masuk di HP Yudha. Pesan dari nomor yang dicatatnya sejak lama, bahkan namanya diberi tanda paku.
        "Mas. Untuk pengumpulan cerpen tinggal nanti malam ya. Tolong segera dikirimkan supaya bisa kami baca dan memberikan komentar." Isi pesan itu dibaca oleh Yudha.
        "Baik, Mas. Ini sedang saya kerjakan. Sebelum jam 3 sore saya kirimkan ya, Mas." Yudha segera membalas. Hpnya dimantikan, ia fokus menulis.
        Lembar demi lembar sudah dikerjakannya, hingga pada halaman terakhir, Yudha teringat tawaran seorang majelis kemarin malam. Soal tawaran untuk menjadi seorang pendeta di sebuah gereja daerah Purbalingga.