Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rusana Said: Pembongkar Kebisuan Perempuan Melalui Sastra

30 November 2022   22:59 Diperbarui: 30 November 2022   23:32 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

RUSANA SAID : PEMBONGKAR KEBISUAN PEREMPUAN MELALUI SASTRA

Esai Yudha Adi Putra

Untuk Lomba Menulis Essai Tokoh Perempuan Minangkabau Di Mata Anak Bangsa

  • BIOGRAFI TOKOH 

Pahlawan perempuan bernama lengkap Hajiah Rangkayo Rasuna Said ini merupakan pejuang kemerdekaan dari Sumatera Barat. Rusana lahir pada 14 September 1910 di Desa Panyinggahan, Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Rasuna Said lahir dari keluarga aktivis kemanusiaan yang peka. Nama ayahnya adalah Muhamad Said. Ayahnya adalah saudagar Minangkabau dan bekas aktivis pergerakan. 

Dalam perkembangan hidup bersama di masyarakat Minangkabau, sejak muda Rasuna Said adalah sosok yang ulet dan cerdas. Implikasi dari keuletannya itulah, Rusana menjadi asisten guru. Rusana muda memiliki banyak mimpi dan teman yang merasakan keresahan yang sama. Rusana telah memotivasi banyak perempuan-perempuan muda untuk punya mimpi besar. 

Rusana di usianya 16 tahun mulai belajar untuk bergabung dengan Sarikat Rakyat. Berlanjut pada tahun 1930, Rusana bergabung dalam Gerakan Islam, yang membawanya menggelar Persatuan Muslim Indonesia (PERMI). Dalam gerakan tersebut, Rusana sangat gencar melancarkan kritiknya terhadap pemerintahan kolonialisme Belanda serta penekanan pada sikap yang tak adil terhadap perempuan.

Rasuna Said mendapatkan sebutan 'Singa Betina'. Dalam pergerakan Kemerdekaan Pada tahun 1931, Rasuna Said pindah ke Padang dan meluncurkan divisi perempuan di PERMI. Divisi yang dikelola oleh Rusana berfokus untuk membuka sekolah sastra khusus perempuan di seluruh Sumatera Barat. 

Dalam perjuangannya, Rusana menyuarakan kepentingan perempuan melalui gerakan dan karya. Sehingga akibat gerakan tersebut, Rasuna ditangkap pada tahun 1932, dengan alasan berbicara menentang kekuasaan Belanda. Ketika itu, banyak orang datang menghadiri persidangannya di Payakumbuh, pada saat itu Rusana sedang menyuarakan pidato pembelaannya yang menginspirasi dan tanpa ragu. 

Rusana kemudian dibebaskan pada tahun 1934 di usia 24 tahun, perjuangannya tidak berhenti. Rusana memulai karier jurnalistik dan menulis untuk jurnal perguruan tinggi bernama Raya. Di tahun-tahun berikutnya, Rusana semakin banyak membuka sekolah untuk perempuan, dan menyuarakan suara kelompok perempuan Muslim. Di tahun 1945 Rusana juga memlakukan berbagai perjuangan dan kegigihan menanamkan nasionalisme lewat tulisannya.

Ketika Indonesia merdeka, HR Rasuna Said masih aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Rusana juga mempunyai jabatan di Dewan Perwakilan Sumatera sebagai wakil dari Sumatera Barat. Kemudian, Rusana diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk Republik Indonesia Serikat (RIS) sampai akhir hayat. 

HR Rasuna Said wafat pada 2 November 1965 di Jakarta karena menderita sakit kanker darah. Rusana  dianugerahi gelar pahlawan nasional berdasarkan Surat Keppres RI No. 084/TK/Tahun 1974 pada 13 Desember 1974.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun