Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ekonomi Kreatif dan Kontribusi Pemuda Desa

6 November 2022   15:00 Diperbarui: 6 November 2022   15:02 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ekonomi kreatif memberikan kontribusi penting dalam perkembangan ekonomi nasional. Bentuk kegiatan ekonomi dapat berimplikasi pada peranan pemberdayaan konteks masyarakat. 

Ekonomi kreatif menjadi potensi dan tantangan bagi pemuda desa untuk dikreasikan berdasarkan kekayaan konteks. Menjadi perlu untuk mendorong peranan pemuda dalam berkontribusi, itu akan memunculkan potensi yang lain. 

Saat pemuda terlibat dan memaknai kehidupannya berdasarkan apa yang menjadi konteksnya. Akan ada pemberdayaan konteks, termasuk desa dengan berbagai bentu potensi ekonomi kreatifnya. Harapannya, setiap kegiatan ekonomi masyarakat memiliki perkembangan dan penelitian untuk menyesuaikan apa kebutuhan pasar dengan kekhasannya. 

Namun kenyataan, untuk pemuda desa sering menjadi keengganan dalam berdinamika dengan konteksnya. Ada ambisi untuk mencari dan membawa daya ubah ke tempat lain, alih-alih untuk mencintai apa yang menjadi konteksnya. Tetapi, malah mengeksploitasi menuju kehidupan yang lebih baik, menurut mereka tanpa memperhatikan kelestarian konteksnya. 

Padahal, setiap konteks desa memiliki potensi yang dapat dikembangkan berdasarkan kontribusi pemudanya. Dalam artian, ada rasa memiliki dari pemuda desa dengan perkembangan teknologi yang turut dimanfaatkan.

Dari konteks desa, tentu beragam. Baik kekhasan alam serta konteks sosialnya, setiap desa memiliki kekhasan dan potensi yang berbeda. Ada berbagai macam konteks desa, jika dikembangkan akan membawa daya tarik. 

Misalnya, desa yang dekat dengan pertanian. Akan ada fenomena dan kegiatan bercocok tanam serta bentuk kegiatan pertanian yang lain. Ketika itu dikerjakan, selain menghasilkan panen, dapat juga menjadi obyek wisata lokal. Itu juga dapat dilakukan di desa dengan konteks gunung maupun pinggir laut. 

Potensi desa menjadi daya tarik sedemikian rupa menarik, ketika mau dikelola dan penggunaan dana desa dapat dimaksimalkan. Karena itu, kewajiban pemuda desa menjadi perlu untuk melibatkan banyak pihak dengan pilihan yang hidup untuk membawa daya ubah. 

Pemeriksaan terhadap konteks perlu obyektif, tidak hanya pada kepentingans saat dan ajang menunjukkan kedirian saja. Melainkan, memberi ruang untuk perubahan dan memunculkan intensitas perjunagan.

Lebih dari itu, menjadi kewajiban pihak-pihak terkait untuk memastikan kinerja dari pemuda desa ini melalui wadah komunitas. Alih perhatiannya dapat berupa forum yang memfasilitasi ambisi dan suara mereka. Kepedulian akan isu yang terjadi di desa akan memunculkan analisis dampak persoalan dan solusinya yang kontekstual. 

Hal ini karena analisis yang terjadi berdasarkan deskripsi pengalaman dan kondisi konkret terjadi dalam konteks desa. Untuk pihak yang diajak kerjasama, menjadi perlu dalam rangka memberikan ruang terbuka pada pilihan. Relatif dalam menilai perkembangan serta tumbuh untuk hidup menjadi bermakna. 

Sedangkan di desa, keberagaman pendapat masih sering terjadi. Peranan tokoh strategis menjadi amat perlu diperhatikan. Berdasarkan kedekatan itu, potensi sosial sebagai pemuda desa dapat dikembangkan dengan bijaksana. Implementasinya dalam ekonomi kreatif.

Karena itu, ekonomi kreatif dan kontribusi pemuda desa dalam perkembangannya menjadi jawaban tersendiri menujun pertumbuhan ekonomi nasional. Konteks desa dapat terlibat dan berkontribusi memberikan dukungan, tentu dengan memaksimalkan apa yang menjadi potensi kehidupan di desa. 

Pada peranan tersebut, ada latihan tanggung jawab dalam merespon persoalan bersama. Untuk merealisasikannya, semua itu memerlukan koordinasi dan evaluasi yang jelas. 

Jadi tidak hanya matang dalam konsep, tetapi juga hidup dalam tindakan keseharian berdasarkan kesepakatan bersama. Bisa diimplementasikan menjadi bentuk kebijakan maupun pendampingan sosial. 

Menjadi kritik juga bagi kebiasaan tertentu yang tidak membangun tetapi menjadi ajang untuk gagah dan lomba paling rapi dan asyik. Misalnya, muncul dalam bentuk umbul-umbul dan gapura desa. 

Anggaran untuk itu, alangkah baiknya juga diimbangi dengan pendampingan sosial menuju ekonomi kreatif yang kontekstual. Sehingga desa memiliki gairah ekonomi lokal yang nanti juga mendukung ekonomi nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun