Menulis Satu Lembar Sehari : Mendisiplinkan Diri
Â
Bagaimana saya melakukan praktik baik tersebut, saya melakukannya dengan menulis satu lembar per hari. Ini membantu saya dalam mencatat kembalin dinamika belajar secara daring. Belajar secara daring itu menurut saya menuntut untuk kita bertanggungjawab terhadap diri kita sendiri. Mau jadi seperti apa dan siapa, itu berdasarkan pada apa yang dipelajari.
Proses belajar menjadi bagian penting daman menentukan keberhasilan. Belajar secara daring menolong saya untuk mengenal diri saya dan metode dalam saya belajar. Dalam upayanya, saya mencoba untuk belajar ketika bangun pagi. Dalam saat itu, saya menuliskan apa saja yang akan saya lakukan seharian nanti. Bukan terkait dengan apa dan seperti apa melakukannya. Tetapi berefleksi mengenai mengapa dan bagaimana nanti saya melakukannya. Ini memunculkan berbagai ide baru dalam belajar.
Saya jadi terbuka dengan bantuan orang lain, serta pentingnya batasan tertentu dalam membagi waktu. Keberadaan HP sering menganggu saya, itu saya matikan terlebih dahulu ketika saya belajar. Ketika membaca, saya berusaha untuk membaca buku dalam bentuk fisik. Buku dalam bentuk fisik ini akan membantu saya untuk lebih nyaman dalam membaca dan gangguan karena notifikasi dari HP dapat dihindari. Selain itu, saya berusaha menetapkan apa yang menjadi tempat dalam saya belajar. Saya bisa belajar berpindah-pindah tempat, setiap tempat memiliki kesan tersendiri bagi saya. Berkaitan dengan strategis dan tata cara, tentu itu juga berbicara mengenai pengenalan diri yang baik. Proses belajar akan berhasil jika pengenalan diri yang dilakukan tepat dan memakai cara belajar yang sesuai. Manusia itu unik, ada berbagai pendekatan dalam belajar dan tidak bisa sama. Inilah yang menjadi poin penting refleksi saya mengenai pengalaman belajar.
Â
Menuju Target Baru dan Semangat Handarbeni
Â
Hasil dan dampak dari praktik baik yang saya lakukan adalah adanya proses pengenalan diri yang terus belanjut. Belajar secara daring juga memunculkan semangat handarbeni atau rasa memiliki terhadap apa yang dipelajari. Setiap kesempatan untuk belajar memunculkan berbagai potensi yang berkembang. Setiap pembelajaran secara daring tidak hanya memunculkan tujuan yang harus dicapai, tetapi pembelajaran daring itu adalah proses dan perjalanan. Hasil akhir tidak akan sama, mengingat proses pembelajaran yang terjadi itu berbeda.
Kesadaran reflektif seperti ini juga menjadi temuan saya ketika belajar secara daring, akan ada banyak hal yang membantu saya untuk bertumbuh dalam pengenalan diri serta konteks yang saya hidupi sebagai pemuda desa. Dinamika belajar secara daring memberikan kesempatan untuk melihat kembali apa yang menjadi kebiasaan ketika mengikuti proses pembelajaran.
Pembelajaran tentu bertujuan untuk ranah dan arah hidup yang lebih baik lagi. Lalu, bagaimana mengukur keberhasilan belajar itu. Dalam hal ini, kemauan untuk aksi dan refleksi menjadi penting. Setelah melakukan dinamika pembelajaran dengan berbagai gangguan belajarnya, lalu nanti akan seperti apa proses yang dilalui. Muncul dinamika yang lebih rumit lagi dan ini tentunya akan memerlukan kemauan belajar yang lebih giat lagi. Pembelajaran daring berbicara soal di sini dan saat ini, tidak melulu mengenai indahnya pengharapan akan masa mendatang, tetapi kemauan untuk berproses dan menapaki hal-hal yang ada di sekitar.