Sungguh malang nasib kesenian tradisional nantinya. Kalau toh sekarang masih ada yang mampu bisa bertahan, kita harus angkat tangan dan beri hormat. Tapi sekali lagi,......semua saja harus mulai berinteraksi untuk memperhatikan nasih kesenian tradisional kita. Kuda lumping jangan cuma didominasi oleh mereka yang aktifitasnya sebagai Tukang Becak, Kuli bangunan atau buruh kasar, dan orang orang kelas bawah. Pelajar dan Mahasiswa harus bergerak dan mulai mengemas kesenian ini dan menonjol sebagai penggagas, pelaku, dan sebaginya untuk menciptakan image bahwa kesenian tradisional jauh lebih hebat dari kesenian modern. Kita semua harus tanggap mengapa Malasia mengklaim dan mematenken karya seni kebanggan bangsa kita? Mengapa baru kemudian kita ramai ramai ganti menggugat Malaisia agar menghormati karya kita? Sadar nggak, bahwa semua itu bisa terjadi karena Pemerintah kita ini sangat lalai menghormati karya bangsa sendiri. Jangan terjadi lagi yang demikian. Sekaranglah saatnya seluruh elemen bangsa kita ini bergerak menyelematkan dan melestarikan kesenian tradisi kita. Kapan?
Penulis adalah seniman asal Temanggung. Tinggal di Temanggung. Mantan Anggota DPRD Temanggung 2004-2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H