Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Money

Cara Naik Jabatan Pekerja Baik dan Buruk

24 April 2013   12:09 Diperbarui: 26 Oktober 2019   14:02 3412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tak dapat dipungkiri banyak pekerja yang mendambakan posisi yang bagus di perusahaan tempat mereka bekerja semisal jabatan supervisor, manajer, general manajer, direktur atau jabatan-jabatan basah lainnya.

Di benak mereka jabatan-jabatan tersebut dapat memberikan kesenangan baik secara finansial maupun kekuasaan.

Hal ini sah-sah saja dan manusiawi, siapa sih yang tidak ingin punya anak buah, siapa sih yang tidak ingin dihargai dan dihormati, siapa sih yang tidak ingin dibutuhkan, siapa sih yang tidak ingin ditakuti dan disegani oleh sesama karyawan.

Kebanyakan orang pasti menginginkan hal tersebut. Namun justru karena hal inilah, banyak sekali terjadi gesekan-gesekan diantara sesama karyawan demi memuluskan langkah-langkah mereka dalam mengejar karir hingga level puncak.

Tak sedikit kawan menjadi lawan dan sebaliknya lawan menjadi kawan. Sesuatu yang lazim terjadi di perusahaan manapun.

Tidak perduli perusahaan besar atau kecil, tidak perduli perusahaan dengan manajemen bagus atau buruk, pasti saja terjadi persaingan.

Di level supervisor, para staff dan officer berlomba-lomba untuk menunjukkan kinerja mereka agar terpilih untuk menempati atau dipromosikan ke posisi tersebut.

Di level manajer, para supervisor yang berkompetisi. Di level general manajer, para manajer yang bersaing. Dan di level direktur, para general manajerlah yang bertarung.

Walau memang hal ini sebuah dinamika kerja, namun jika tidak diberi aturan permainan atau rambu-rambu hukum yang baik dan jelas oleh manajemen, persaingan ini bisa menjadi bumerang bagi perusahaan.

Hal-hal yang mengindikasikan buruknya kinerja manajemen perusahaan seperti keluar-masuk atau turnover pekerja yang tinggi, loyalitas yang rendah atau keuntungan perusahaan yang kecil bisa terjadi.

Ada beberapa strategi karyawan untuk meraih cita-cita menjadi karyawan puncak yang mesti diperhatikan oleh manajemen agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat menjadi acuan manajemen untuk membuat suatu peraturan baku jenjang karir yang baik.

Berikut penulis coba membahas beberapa strategi yang dipakai oleh karyawan demi kemajuan karirnya.  

A. Strategi Cari Muka atau Menjilat Atasan.

Ini adalah strategi paling umum dan paling banyak dilakukan oleh karyawan. Dekati atasan, lakukan semua perintahnya tanpa pernah membantah, tidak perlu mengeluarkan ide karena ide atasan adalah yang terbaik.

Prinsipnya adalah boss selalu benar, itu poin pertama. Jika boss melakukan kesalahan, mesti ingat ke poin pertama, itu poin kedua. Hal ini multak dan tidak dapat diganggu gugat lagi.

Ketika atasan memberi perintah, langsung kerjakan saat itu dengan giat di hadapannya, namun jika atasan sudah pergi kembali bekerja seperti biasa.

Jika punya bawahan, limpahkan saja kepada mereka. Selesai pekerjaan, segera berikan hasil pekerjaan tersebut kepada atasan.

Haram menyebut pekerjaan tersebut dibantu oleh bawahan jika bagus, jika buruk semua dikatakan karena ulah bawahan, kalau perlu hancurkan nama baik bawahan sehancur-hancurnya agar nama baik dirinya tetap terjaga.

Karyawan yang mempunyai prinsip ini adalah karyawan yang paling berbahaya. Karena mereka tidak mempunyai inisiatif dan daya kreatifitas untuk memajukan bahkan menjaga agar laju pertumbuhan perusahaan dalam koridor yang tepat.

Bagi mereka, inisiatif dan kreatifitas hanyalah untuk kemajuan dan keuntungan diri mereka sendiri. Kemajuan dan keuntungan perusahaan adalah nomor sekian dalam skala prioritas mereka.

Strategi ini anehnya adalah  strategi yang selalu paling berhasil. Entah karena atasannyapun mempunyai strategi yang sama sehingga mereka menjadi bersinergi seperti sinerginya air bertemu dengan air tidak seperti air dengan minyak.

Atau memang karena seorang atasan itu senangnya dituruti, ditaati, dimanjakan dan tidak mau dibantah.

Karena ternyata, banyak sekali terjadi, karyawan yang mempunyai otak brilian, kreatifitas dan inisiatif tinggi serta kinerja yang bagus jalan di tempat saja karirnya karena dianggap membantah oleh atasannya.

Padahal, penulis yakin tidak sedikit orang-orang seperti mereka yang suka menentang ide atasan dengan idenya sendiri tujuannya adalah demi kebaikan bersama bahkan demi kemajuan perusahaan bukan karena memang senang membantah.

Kelemahan strategi ini bagi pelakunya adalah banyak terjadi gesekan antara dirinya dengan karyawan lain sehingga harmonisasi kerja sulit didapatkan.

Sedangkan kerugian untuk perusahaan adalah tidak sedikit karyawan yang potensial mengajukan pengunduran diri demi melihat dan merasakan persaingan yang tidak sehat ini.

Oleh karena hal tersebut, manajemen harus waspada dan mencegah agar orang-orang tersebut bisa masuk ke dalam jajaran puncak perusahaan.  

B. Strategi Gaul dan Keren.

Anda pasti menyukai keindahan, kebersihan dan kerapihan walaupun anda sendiri tidak rapih dan tidak senang kebersihan.

Dalam dunia kerja, tak dapat dipungkiri wajah tampan atau cantik, pakaian yang rapih serta dandanan yang pas dengan penampilan adalah salah satu modal utama karyawan dalam meraih karir disamping kemampuan kerja.

Satu lagi, anda pasti menyenangi orang yang ramah dan mudah bergaul sekalipun anda tidak suka berbasa-basi serta banyak bergaul dengan lingkungan sekitar.

Nah, dua modal ini sering digunakan oleh karyawan untuk meningkatkan karir mereka baik secara sadar atau tidak.

Orang-orang ini merekayasa diri mereka agar karyawan lain menyenangi mereka, dalam hal ini rekayasa positif tentunya.

Dengan strategi ini, mereka biasanya mempunyai banyak pembela jika melakukan kesalahan dan dengan strategi ini pula bisa membuat mereka berkenalan dengan orang-orang penting.

Jika sudah punya koneksi dengan orang penting atau yang mempunyai kekuasaan, hanya tinggal menunggu waktu dan nasib baik saja bagi orang-orang seperti ini untuk menggapai jenjang karir yang lebih baik.

Strategi ini walau bagus, tingkat keberhasilannya tidaklah sebaik strategi cari muka. Namun bagi perusahaan, strategi ini sangat menguntungkan yaitu meningkatkan indentitas korporasi atau image perusahaan di mata masyarakat, seolah-olah yang bekerja di perusahaan itu banyak yang sejahtera demi melihat penampilan karyawan-karyawannnya.  

C. Strategi Pamer Diri.

Ada karyawan biasa-biasa saja kemampuannya namun karir mereka bisa melesat dengan cepat dengan strategi ini. Apa rahasia mereka?

Begini, jika ada pertemuan, rapat atau acara apapun yang mengikutsertakan para petinggi perusahaan, mereka selalu berada di barisan terdepan dan membuat seolah-olah bahwa merekalah yang paling berjasa dalam segala hal.

Contoh kecilnya, menampilkan slide-slide lucu yang menggambarkan mereka kecapekan bekerja sehingga tertidur di kantor ketika larut malam pada acara hiburan perusahaan di layar besar yang ditonton oleh karyawan dan petinggi perusahaan.

Padahal mereka ini melakukannya hanya sekali dalam setahun namun seolah-olah dengan tayangan tersebut mereka ini pekerja keras sepanjang waktu.

Jika hal ini berhasil, petinggi perusahaan tentunya terkesan dan paling celakanya menganggap bahwa si karyawan adalah seorang pekerja keras tanpa mengevaluasi kinerjanya sehari-hari.

Hasilnya bisa ditebak, karir pekerja ini bisa meroket dalam sekejap. Strategi ini hanya segelintir orang yang bisa melakukannya karena membutuhkan analisa, daya kreatifitas tinggi serta kesempatan untuk melakukannya.

Bagi perusahaan, strategi ini sama berbahayanya dengan strategi cari muka walau tidak seberbahaya strategi tersebut. Namun tetap saja, perusahaan harus hati-hati karena dampak dari strategi ini bisa sangat berbahaya karena orang-orang ini senang berkelompok dalam melakukan aksinya.

Perusahaan yang terkotak-kotak dalam kelompok, siap-siap saja menuju masa depan yang suram.  

D. Strategi Manajemen Jenjang Karir.

Untuk strategi ini, kita tidak perlu membahasnya karena kita tahu bahwa perusahaan mencoba mencari yang terbaik dari semua karyawannya untuk menempati jabatan strategi dan penting.

Hanya tinggal konsistensi perusahaan saja dalam menerapkan strategi ini jangan sampai terjebak oleh strategi karyawan seperti yang dibahas di atas.

Jika konsistensi manajemen jenjang karir baik, tentunya karyawan akan bertarung dengan baik pula demi jabatan yang lebih baik dan menepikan strategi-strategi tersebut.

Baca juga: 9 Tips Cara Cepat Tidur Malam Hari.

Demikian bahasan ini dibuat, semoga informasi tentang strategi-strategi karyawan dalam meraih karir atau jabatan ini bermanfaat kepada hal yang positif bukan ke hal yang sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun