Entah dari mana hulu munculnya bangunan pemikiran mistis ini sehingga masih eksis. Yang pastinya hukum positif di negara kita membenarkan keberadaan dan melarang pelibatan makhluk halus untuk tujuan tidak baik (ilmu hitam).
Terlepas dari benar dan tidaknya keberadaan makhluk halus, yang mampu menarik perhatian konstituen dan/atau menimbulkan pandangan buruk terhadap kontestan (lainnya), kekuasaan makhluk halus telah menjadi pembicaraan menarik oleh tidak sedikit orang. Maka tidak salah kalau penulis memanfaatkan pembicaraan-pembicaraan ini untuk dijadikan dasar penggambaran politik 'jaran goyang' itu sendiri.
Tanda-tanda politik "jaran goyang" masih terdengar dari warga itu sendiri. Banyak yang mengartikan, misalnya, mendadaknya turun hujan saat kampanye sedang dilakukan oleh pasangan kandidat tertentu, adalah kerja keras dari makhluk halus itu sendiri yang diinstrumenisasikan oleh para lawan politik.
Malah ada yang bercerita bagaimana seorang tukang "penahan" hujan membuka awan di atas tempat seorang kandidat tertentu berkampanye. Setelah awan terbuka maka hujan pun turun sangat deras hanya di tempat tertentu saja, tetapi tidak di tempat kandidat itu.
Selain kejadian tersebut di atas, anggapan orang pada umumnya bahwa setiap yang mau mencalonkan diri jadi pejabat harus terlebih dahulu meminta restu dari leluhur. Itulah sebabnya ada banyak paslon (pasangan calon) yang pergi berkunjung ke tempat-tempat pemakaman para nenek moyang mereka, para petinggi negara, atau tokoh-tokoh yang berpengaruh sebelumnya.
Setelah meminta restu dari arwah para nenek moyang atau para petinggi ini diyakini bahwa perjalanan selama kontestasi dan nanti setelah menang dalam restu arwah mereka.
Namun, apakah tanggapan semacam ini dari tidak sedikit orang kita larang? Dan apakah salah bila seseorang memohon ikutserta makhluk halus dalam setiap aktivitasnya? Tentu tidak salah. Sebab gaya berpolitik ini sudah merupakan kearifanlokal kita, terlebih dalam politik perdesaan.
Raja Rum (sekitar 400-500 M) dalam memperluas kerajaannya di Pulau Nusa Kendang (sekarang Pulau Jawa) menggunakan para orang berilmu gaib mengusir makhluk-makhluk mengerikan, dan juga setan jahat yang berada di pulau itu.
Di sana terlihat kekuatan ilmu yang mampu mengusir makhluk-makhluk dan juga setan supaya kerajaan diperluas (Capt. R.P. Suyono: Dunia Mistik Orang Jawa 2009: 21-24).
Politik Jarang Goyang
Alhasil, kita memetik pelajaran dari kisah di atas, bahwa gerakan tubuh politik kita itu sangat monoton. Tidak salah kalau seandainya kita membiasakan gerakan politik yang mendatangkan kesehatan bagi tubuh politik sendiri. Namun bila sebaliknya, maka tubuh politik kita akan sakit.