Mohon tunggu...
Peri Farouk
Peri Farouk Mohon Tunggu... -

PERI FAROUK. Penyuka Neuro Linguistic Programming dan Peoplenology, yang dipadukan dengan khasanah Sufisme dan Zen. Profilnya sebagai web-social activist serta perspektif dan berbagai pengamatannya telah dipublikasi berbagai media, antara lain: KickAndy MetroTV, Inspirasi Pagi MetroTV, Metro Realitas, Dialog Khusus TVRI, Debat TVOne, Inspirasi Selebriti TVN, RRI, Trijaya FM, HardRock FM, Sonora , Tabloid Nova, dan lain-lain. Pernah bekerja sebagai konsultan di Worldbank, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero), tenaga ahli di Magister Hukum Universitas Gadjah Mada dan Komisi Penyiaran Indonesia. Pernah mengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada. Juga aktif sebagai advisor di PT Grahamandiri Management Terpadu (GMT Groups), serta researcher dan reviewer di beberapa organisasi nasional maupun internasional. Berbagai tulisannya telah dipublikasi di media massa, jurnal, buku, dan ebook dengan skala nasional maupun internasional. Memiliki program sms dan klip-audio inspirasional, serta talkshow radio di Produa 96 FM RRI Bandung, dan Motivational Speaker di Kilas Indonesia Pagi MNC News TV Channel 84 Indovison, VisionTV & OkeTV. Kontak undangan konsultasi, ceramah dan pelatihan: email@perifarouk.com 0819.08.343.927 021.3666.8061

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sesumbar

18 Juli 2011   05:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:35 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Seekor naga yang tidak memberikan sayap pada hatinya
tidak akan pernah terbang.”

~ Ron Rubin & Stuart Avery Gold, Dragon Spirit


Rasanya telah menjadi legenda, seseorang dengan status drop-out dari kesarjanaannya, membayangkan dari sebuah garasi, bahwa semua meja ditongkrongi komputer pribadi. Orang ini menyalip dengan super cepat majikan yang pernah mempekerjakannya, sang raksasa biru IBM, dan membuatnya menyesal karena meremehkan impiannya itu. Sekarang dialah orang terkaya dunia, yang baru pensiun untuk fokus mengembangkan yayasan sosial atas namanya sendiri dan istrinya. Orang berkacamata tebal ini ada di benak setiap orang sebagai model perjuangan kemakmuran. Dialah Bill Gates yang melesat bersama Microsoftnya.

Pada suatu ketika ada seseorang dengan porsi tubuh tinggi besar namun lamunannya tidak lebih dari seorang remaja puber. Membayangkan minum kopi enak dalam suasana romantik café-café Eropa. Orang itu sekarang memimpin 11.000 kedai kopi di seluruh dunia, dan tak lain namanya adalah Howard Schultz pemilik Starbucks.

Di lain waktu dan tempat seorang murid sesumbar kepada professornya, bahwa ia bisa menyalin semua halaman situs internet dalam waktu singkat. Setahun berlalu, ternyata ia baru mampu mengcopy kurang dari seperlimanya. Namun lanjutan sesumbarnya yang ‘ingin membuat semua informasi di dunia dapat diakses dan digunakan secara cuma-cuma’ kemudian menghasilkan tool luar biasa, yang sekarang menjadi bisnis dengan nilai berkali lipat kapitalisasi pasar modal Indonesia. Orang sembarangan itu adalah Larry Page, salah satu pendiri mesin pencari google.com, perusahaan yang hidup dan berjaya dari periklanan namun tak pernah beriklan.

Impian, lamunan dan sesumbar bisa jadi dinilai banyak orang sebagai suatu bentuk kebodohan. Namun Mr. Mario Teguh mempermaklumkan sebuah hukum alam yang sering terlupakan bahwa:

Sebuah kebodohan yang yakinakan selalu mengalahkan kepandaian yang ragu-ragu.(I Am Easy Like Sunday Morning, Mario Teguh)

Dari banyak contoh di atas, sebuah pencapaian tidak serta merta sangat butuh rasionalitas dari cita-cita. Tidak juga sangat tergantung dari derajat kepandaian, apalagi yang beratribut ragu-ragu. Impian, lamunan atau sesumbar hanya perlu suplemen keberanian demi mencari jalan-jalan yang akan membentuknya. Dalam ujarannya yang lain tidak salah bila Mario Teguh menamalainkan kebodohan yang yakin itu sebagai suatu keberanian. Coba simak ujaran berikut:

Penemuan-penemuan besar dalam kehidupan inihanya mungkin dicapai oleh pribadi-pribadi beraniyang berlaku seperti kapal-kapal yang berangkat mengarungi perangai tak terduga lautan lepas, dan bukan oleh kapal yang memilihuntuk tidak meninggal kankenyamanan pelabuhan.(Do You Know?, Mario Teguh)

Tapi tentu bukan hanya keberanian yang menjadi tantangan para penemu dan pencipta besar di dunia ini. Pada prosesnya akan ada jeda panjang dari kesetengah-penuhan, dari kebelum-adaan bukti, dari langkah yang mungkin sempoyongan, yang pada gilirannya bisa mengundang cemooh bahkan peremehan dan caci maki. Namun orang dengan visi besar akan tetap berjalan, di sela kelelahannya memburu dan berlari menuju sesuatu di ujung itu. Meski masih entah, dia akan berlaku seperti siput di bawah ini:

Di suatu hari di awal musim semi, seekor siput memulai perjalanannya memanjat sebuah pohon ceri.

Beberapa ekor burung di sekitar pohon itu melihat sang siput dengan pandangan aneh.

"Hei, siput tolol," salah seekor dari mereka mencibir, "Pikirmu kemana kamu akan pergi?"

"Mengapa kamu memanjat pohon itu?" bertanya yang lain."Di atas sana tidak ada buah ceri."

"Pada saat saya tiba di atas sana," jawab sang siput tenang, "Pohon cerinya sudah berbuah." [PUF, —0908]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun