Seorang jenderal menghadapi dilema. Pasukannya berada pada titik akhir semangat. Akhirnya ia mengemukakan gagasan:
“Okelah, mungkin inilah batas keyakinan kita sebagai manusia. Kita merasa akan kalah besok, dan lebih baik mundur dari peperangan. Tapi coba kita serahkan keputusan ini pada tangan Tuhan. Dalam waktu secepat ini, tidak ada salahnya kita mencoba mengundi nasib,”Sang jenderal merogoh kantung celananya dan mengeluarkan sekeping koin.
“Kita pilih maju terus bila kepala. Dan kita akan mundur kalau ekor. Siap!”
“Siap!” sahut semua pasukan.
Si jenderal melemparkan koinnya ke udara, menangkapnya lalu meletakkannya di lengan. Yang tampak kemudian adalah kepala.
Besoknya, merasa Tuhan merestui, pasukan itu berperang dengan beraninya. Dan akhirnya mereka menang.
Di sela-sela istirahat, jauh dari hiruk pikuk pasukan, sang asisten berkata pada sang jenderal:
“Tuhan memberkati kita! Dan ternyata berkahNYA bisa kita ketahui dengan cara gampang. Melempar koin!”
“Hanya saja kita harus membuat sendiri koinnya yang istimewa!” dengan tersenyum sang jenderal menjawab sambil memperlihatkan koin yang dua sisinya sama: ‘kepala’.[PUF, 040908]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H